Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy beserta Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Nasional Doni Monardo melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Selatan (Kalsel), Minggu (7/6).
Kehadiran rombongan untuk mengetahui perkembangan penanganan kasus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sekaligus untuk menyerahkan 2 unit mobil Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk melakukan deteksi keberadaan virus corona.
Saat tiba di Kalsel, rombongan terlebih dahulu meninjau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL) yang ada di Banjarbaru.
Usai melakukan peninjauan, rombongan melanjutkan pertemuan di Gedung KH Idham Chalid bersama Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor bersama empat bupati/walikota yang melaksanakan PSBB seperti seperti Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala (Batola) dan Kabupaten Banjar.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Ketua DPRD Provinsi Kalsel H Supian AK, para anggota Forkopimda Provinsi dan Kabupaten/Kota serta instansi terkait Gubernur Sahbirin Noor mengucapkan terima kasih presiden melalui para menterinya yang telah berkenan hadir di Bumi Lambung Mangkurat.
Di hadapan para menteri, gubernur juga membeberkan tentang perkembangan data penanganan COVID-19.
Dia mengutarakan, semua pilar berwenang di Kalsel sudah mengerahkan seluruh kekuatan dan kemampuan dalam mengatasi penyebaran seperti melalui himbauan, pelaksanaan PSBB, tracing, hingga pembagian bansos dan sembako namun hasilnya terus bertambah.
Gubernur memohon kepada Pemerintah Pusat agar bisa membantu memberikan alat medis maupun anggaran yang bisa dialokasikan untuk bantuan sosial guna percepatan penanganan COVID-19 di wilayahnya.
Di kesempatan yang sama Walikota Banjarmasin Ibnu Sina memaparkan tentang kasus COVID-19 di wilayahnya serta upaya-upaya dalam pencegahan namun hasilnya tetap terus bertambah.
Di hadapan para menteri Ibnu Sina juga memaparkan asal-usul penyebaran yang kebanyakan dari kluster Gowa.
Penyampaian dari Gubernur Kalsel dan Walikota Banjarmasin mendapat tanggapan dari Menko PMK, Menkes dan Kepala BNPB Pusat yang juga Ketua Gustu-P2 Pusat.
Kepala BNPB Pusat Letjen TNI Doni Monardo Selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pusat menuturkan, Kalsel merupakan salah satu dari empat Provinsi di Indonesia yang mendapat perhatian khusus dalam penanganan.
Bahkan, lanjutnya, presiden sudah memerintahkan Tim Gustu-P2 COVID-19 Pusat untuk memberikan perhatian khusus terhadap 4 provinsi ini.
Doni memaparkan, pihaknya kini sudah menyiapkan 2 alat PCR dan Rapid Test untuk 6.000 atau 10.000 untuk Provinsi kalsel.
Namun demikian, dia mengimbau setiap daerah di Kalsel agar mengantisipasi kelompok yang rentan terpapar Covid-19 agar tidak melakukan kegiatan di luar rumah.
Demikian pula, ucapnya, terhadap kelompok-kelompok yang mudah terpapar seperti yang mengalami hypertensi, diabet, kanker dan ginjal.
Menko PMK Muhadjir Effendy menegaskan, keterbatasan fasilitas dan tenaga medis harus difokuskan untuk memutuskan mata rantai COVID-19.
Dia mengimba, pemerintah untuk melibatkan mahasiswa yang berkompeten dalam penanganan sehingga bisa menghemat tenaga medis yang sudah ada.
Menko PMK juga menjelaskan tentang New Normal sebagai upaya keluar dari belenggu COVID-19 saat ini.
Dia juga mengatakan, kunci berhasilnya pelaksanaan adanya kesadaran masyarakat untuk mendisiplinkan diri serta menjaga protokol kesehatan.
Sementara Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam kesempatan pertemuan banyak menjelaskan tentang penanganan kesehatan dan pencegahan termasuk masalah Plasmatron Palase.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Kehadiran rombongan untuk mengetahui perkembangan penanganan kasus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sekaligus untuk menyerahkan 2 unit mobil Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk melakukan deteksi keberadaan virus corona.
Saat tiba di Kalsel, rombongan terlebih dahulu meninjau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL) yang ada di Banjarbaru.
Usai melakukan peninjauan, rombongan melanjutkan pertemuan di Gedung KH Idham Chalid bersama Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor bersama empat bupati/walikota yang melaksanakan PSBB seperti seperti Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala (Batola) dan Kabupaten Banjar.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Ketua DPRD Provinsi Kalsel H Supian AK, para anggota Forkopimda Provinsi dan Kabupaten/Kota serta instansi terkait Gubernur Sahbirin Noor mengucapkan terima kasih presiden melalui para menterinya yang telah berkenan hadir di Bumi Lambung Mangkurat.
Di hadapan para menteri, gubernur juga membeberkan tentang perkembangan data penanganan COVID-19.
Dia mengutarakan, semua pilar berwenang di Kalsel sudah mengerahkan seluruh kekuatan dan kemampuan dalam mengatasi penyebaran seperti melalui himbauan, pelaksanaan PSBB, tracing, hingga pembagian bansos dan sembako namun hasilnya terus bertambah.
Gubernur memohon kepada Pemerintah Pusat agar bisa membantu memberikan alat medis maupun anggaran yang bisa dialokasikan untuk bantuan sosial guna percepatan penanganan COVID-19 di wilayahnya.
Di kesempatan yang sama Walikota Banjarmasin Ibnu Sina memaparkan tentang kasus COVID-19 di wilayahnya serta upaya-upaya dalam pencegahan namun hasilnya tetap terus bertambah.
Di hadapan para menteri Ibnu Sina juga memaparkan asal-usul penyebaran yang kebanyakan dari kluster Gowa.
Penyampaian dari Gubernur Kalsel dan Walikota Banjarmasin mendapat tanggapan dari Menko PMK, Menkes dan Kepala BNPB Pusat yang juga Ketua Gustu-P2 Pusat.
Kepala BNPB Pusat Letjen TNI Doni Monardo Selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pusat menuturkan, Kalsel merupakan salah satu dari empat Provinsi di Indonesia yang mendapat perhatian khusus dalam penanganan.
Bahkan, lanjutnya, presiden sudah memerintahkan Tim Gustu-P2 COVID-19 Pusat untuk memberikan perhatian khusus terhadap 4 provinsi ini.
Doni memaparkan, pihaknya kini sudah menyiapkan 2 alat PCR dan Rapid Test untuk 6.000 atau 10.000 untuk Provinsi kalsel.
Namun demikian, dia mengimbau setiap daerah di Kalsel agar mengantisipasi kelompok yang rentan terpapar Covid-19 agar tidak melakukan kegiatan di luar rumah.
Demikian pula, ucapnya, terhadap kelompok-kelompok yang mudah terpapar seperti yang mengalami hypertensi, diabet, kanker dan ginjal.
Menko PMK Muhadjir Effendy menegaskan, keterbatasan fasilitas dan tenaga medis harus difokuskan untuk memutuskan mata rantai COVID-19.
Dia mengimba, pemerintah untuk melibatkan mahasiswa yang berkompeten dalam penanganan sehingga bisa menghemat tenaga medis yang sudah ada.
Menko PMK juga menjelaskan tentang New Normal sebagai upaya keluar dari belenggu COVID-19 saat ini.
Dia juga mengatakan, kunci berhasilnya pelaksanaan adanya kesadaran masyarakat untuk mendisiplinkan diri serta menjaga protokol kesehatan.
Sementara Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam kesempatan pertemuan banyak menjelaskan tentang penanganan kesehatan dan pencegahan termasuk masalah Plasmatron Palase.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020