PT Surya Langgeng Sejahtera (SLS), perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) akan melaksanakan rapid test, sebagai upaya antisipasi dan pencegahan penularan COVID-19.

Kepala Tata Usaha (KTU) PT SLS Dhimas Angraetna, di Kalumpang, Rabu (27/5), mengatakan rapid test tersebut akan dilaksanakan besok, Kamis (28/5) dan pihaknya telah mendatangkan 100 alat tes dari Jakarta.

"Ada temuan kasus baru positif COVID-19, di Desa Bago Tanggul, Kecamatan Kalumpang, juga menjadi salah satu alasan kita akan segera melakukan rapid test, khususnya bagi karyawan yang bertempat tinggal dengan pasien positif yang hari ini diumumkan," katanya, dalam keterangan melalui sambungan telepon.

Dijelaskan dia, ditahap awal rapid tes akan dilakukan untuk 15 hingga 30 orang, memprioritaskan juga sasaran rapid test dengan empat kriteria antaralain, mereka yang merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP), Orang Tanpa Gejala (OTG) atau mereka yang rentan terpapar virus.

Baca juga: Konfirmasi positif COVID-19 HSS jadi delapan, dua kasus baru dari Daha Utara dan Kalumpang

Juga kepada yang mereka yang pernah bersentuhan langsung atau mengalami kontak fisik dengan pasien yang positif, pernah berada atau kemarin datang dari zona merah seperti Banjarmasin dan Banjarbaru, dan yang berdekatan tinggal dengan temuan kasus baru positif tadi.

Pengetesan dilakukan dengan berkoordinasi dengan puskesmas terdekat, termasuk dokter yang berkompeten dalam menanganinya, karena terkait dengan surat keterangan yang harus dikeluarkan para medis, terkait hasil tes kesehatan yang dilakukan.

"Sempat tadi dokter dari puskesmas menanyakan bagaimana kalau ditemukan hasil reaktif, maka kami siap mengikuti aturan protokol kesehatan, termasuk langkah selanjutnya karantina dan tes swab, karena bagaimanapun aturan di perusahaan untuk kesehatan karyawan adalah utama," katanya.

Menurut dia, pihaknya akan membujuk dan mengarahkan apabila nanti dari hasil test ada yang reaktif, karena memang harus dirumahkan dulu, melakukan karantina mandiri dan bila diperlukan perawatan siap merujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Hal ini untuk mencegah kalau ada yang menghindar atau tidak mau dirawat, setelah diketahui reaktif. Untuk gaji bagi karyawan tetap yang apabila ditemukan reaktif dan harus dirumahkan memang tidak berpengaruh, namun bagi karyawan lepas atau harian maka manajemen tentu punya kebijakan sendiri untuk membantu.

Baca juga: Dokter dan perawat RSUD Kandangan dikabarkan positif COVID-19 adalah "berita hoax"

Pihaknya juga melalui satgas COVID-19 yang telah dibentuk akan terus melakukan pemantauan, mendata mereka yang bertempat tinggal dengan pasien positif, termasuk upaya pengobatan nantinya, jadi bagi yang reaktif dari hasil tes ini harus melakukan karantina mandiri dan mengikuti tes swab.

"Aktifitas di dalam perusahaan hingga saat ini tetap berjalan sesuai protokol kesehatan, memang ada pengetatan akses keluar masuk, terutama bagi mereka yang tidak berkepentingan sementara tidak bisa masuk ke lingkungan perusahaan, seperti pemancing ikan," katanya.

Adapun bagi mereka yang masuk ke perusahaan karena pekerjaan, juga senantiasa dilakukan sterilisasi, pengecekan suhu tubuh, harus menggunakan masker dalam beraktifitas, dan apel dengan menjaga jarak aman.

Terkait pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), pihaknya telah membayarkan lancar sesuai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permennaker), namun untuk pembagian daging tahun ini ditiadakan, karena pembagian tersebut bersifat barang dan menghindari terjadinya kerumunan.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020