Pasar Wadai Ramadan 1441 Hijriah yang dibuka secara resmi via Daring Online oleh Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina di awal Bulan Ramadan lalu, Jumat (22/05), secara resmi ditutup dengan metode yang sama oleh pemimpin Bumi Kayuh Baimbai.

Ada yang menarik dari kegiatan Pasar Wadai Ramadan yang dilaksanakan di tengah wabah penyebaran virus Covid 19 ini.

Semua penjual dan pembelinya saat melakukan transaksi, menggunakan cara Online, dengan menggunakan fasilitas media sosial milik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banjarmasin.

Karena jangan heran, bila rata-rata para pelaku bisnis kuliner di pasar tersebut ingin fasilitas media sosial milik SKPD tersebut tidak ditutup, sehingga mereka tetap bisa berjualan.

“Kalau bisa kami tetap bisa berjualan dengan menggunakan fasilitas yang ada pak,” ujar Husni Naparin pedagang asal Banjarmasin yang bermukim di Malaysia, saat berdialog dengan H Ibnu Sina bersama Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, H Ikhsan Alhaq.

Dijelaskan H Ikhsan Alhaq, sesuai dengan masukan dan harapan dari para pedagang, serta atas restu dari Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, pasca ramadan, pasar wadai online bisa dilanjutkan dengan memperhatikan beberapa catatan.

“Tentu ada beberapa catatan kita agar bisa melangsungkannya seperti itu, pertama, tentunya apa yang dijual harus higienis, artinya dari sisi kesehatan juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan seperti tidak menggunakan bahan pengawet, itu yang kita usahakan pastinya,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga berharap, bila pasar wadai online tetap buka, nantinya tidak ada keterlambatan dalam proses pengiriman pesanan, dan nilai jual barang tidak terlalu tinggi, karena dalam hal ini Pemerintah Kota tidak mengambil keuntungan.

Wali Kota Ibnu Sina menutup pasar Ramadhan online (Antaranews Kalsel/prokom/Hasan Z)

Hal senada juga dikatakan, H Ibnu Sina. Menurutnya, pasar wadai online ini tetap bisa dilaksanakan dengan sejumlah perbaikan dan evaluasi. “Sesuai dengan harapan pian-pian para pedagang, baik yang di paguyuban ataupun kepada 182 pedagang lainnya agar pasar wadai ini tetap buka setelah bulan suci Ramadan, maka pasar online ini tetap bisa jalan dengan sejumlah evaluasi, perbaikan dan lain sebagainya,” jelasnya.

Apabila ada pengiriman barang ke luar daerah, lanjutnya, para pedagang harus lebih memperhatikan kemasan yang lebih disempurnakan lagi.
Dari informasi terhimpun, Pasar Wadai Ramadhan online yang diikuti sekira 182 pedagang itu berhasil mengumpulkan omzet sebesar Rp2,6 miliyar lebih.
Rangkaian lain dalam kegiatan sore itu adalah pembagian doorprize kepada para pedagang dengan omzet tertinggi dan para pedaganga yang telah berdialog.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020