Kedutaan Besar RI di Beijing meminta warga negara Indonesia di Provinsi Jilin tetap tenang setelah Kota Shulan diisolasi  akibat 29 warga setempat dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

"WNI kita yang masih bertahan di Jilin ada 33 orang. Jadi mereka tidak perlu cemas karena mereka tidak tinggal di kota itu," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya kepada ANTARA, Minggu.

Menurut dia, para WNI tersebut juga terpantau dalam keadaan sehat dan tidak ada satu pun yang terinfeksi virus mematikan itu.

KBRI juga telah mencukupi kebutuhan logistik mereka, termasuk masker dan vitamin.

Baca juga: Dubes China untuk Israel ditemukan meninggal di rumahnya

"Setiap kampus juga selalu memberikan imbauan mengenai keadaan salah satu kota di Jilin agar berhati-hati," ujarnya.

Sampai saat ini pula, kampus dan sekolahan lain di wilayah timur laut China itu belum ada yang buka kembali.

Sementara itu, Sekretaris Partai Komunis Komite Kota Shulan Li Pengfei dicopot dari jabatannya beberapa saat setelah lockdown.

Wakil Wali Kota Jilin, Provinsi Jilin, Zhang Jinghui, ditunjuk menempati pos baru yang ditinggalkan Li tersebut.

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengirimkan satu tim ke Kota Shulan untuk menangani situasi tersebut.

Sementara itu, Distrik Fengman, Kota Jilin, telah ditetapkan sebagai wilayah berisiko tinggi COVID-19 setelah  mendapati tiga kasus baru sehingga pada Sabtu (16/5) jumlahnya menjadi 32 kasus.

Sebanyak 938 orang yang diduga kontak dekat dengan kasus positif berhasil dilacak dan telah diobservasi secara medis pada Sabtu tengah malam, demikian pejabat senior kota itu. 

Baca juga: Australia minta China menanggapi ajakan bertemu bahas isu dagang

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020