Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Rakhmani, memastikan beberapa program unggulan di dinasnya akan terus berjalan, karena sifatnya langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat.
Ia mengatakan, apalagi di masa ini dengan terjadinya Pandemi virus Corona (COVID-19), bertambah lagi warga masyarakat yang terdampak yang kemudian diakomodir dalam bantuan sosial untuk 1.029 penerima bantuan, karena tidak termasuk dalam bantuan formal yang ada sebelumnya, baik dari pusat maupun daerah.
"Bantuan sosial bagi warga terdampak COVID-19, datanya kita membantu dalam pengolahannya dan penyaluran bantuan di masing-masing SKPD," katanya, saat ditemui, Kamis (23/4) lalu.
Baca juga: Bupati HSS serahkan bantuan untuk 1029 warga terdampak COVID-19
Dijelaskan dia, untuk program unggulan di Dinas Sosial antaralain, Jaminan Hidup (Jadup), Beras Sejahtera Daerah (Rastrada), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan Lanjut Usia (Lansia) Asuh, sementara Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merupakan program pemerintah pusat.
Jadup telah dilaunching Bupati HSS H Achmad Fikry untuk penyalurannya saat mengunjungi Lansia Asuhnya, Senin (20/4) lalu di Desa Bakarung Kecamatan Angkinang, dengan penyerahan bantuan Rp900 ribu per lansia untuk keperluan empat bulan,
Ada 1.673 lansia yang menjadi penerima bantuan dengan alokasi dana Rp4,5 milyar pertahun, sementara untuk Rastrada ada 6.049 warga yang menjadi penerima, bantuan tersebut berupa 10 kilogram beras setiap bulan untuk setiap penerima bantuan.
"Yang sudah kita salurkan ini ada Jadup, Rastrada, termasuk dari bantuan salah pengusaha HSS H Jali Sandaga, jadi selain beras maka warga penerima manfaat bantuan sosial juga dapat tambahan untuk membeli kebutuhan pokok melalui e-warung yang telah ditunjuk," katanya.
Program Rastrada telah memasuki penyaluran tahap ketiga, dari bulan Januari hingga Maret 2020, beras didatangkan dari Badan Urusan Logistik (Bulog) dan berbeda dengan BNPT, karena dalam program pusat tersebut penerima bantuan dapat langsung membeli sesuai nilai kebutuhan pokoknya.
Baca juga: Tahap pertama bantuan non tunai sasar 1.029 warga HSS terdampak COVID-19
Sementara, dalam program rumah sejahtera direncanakan baru akan dilaksanakan dimulai bulan Juli atau Agustus, dan pihaknya memang berharap wabah COVID-19 ini segera berlalu, karena pembangunan rumah tentu melibatkan orang banyak atau gotong royong.
Ditahun 2020 ini memang sudah ada satu rumah yang dibangun dari program ini, pembangunan darurat harus dilaksanakan karena rumah warga yang ada sudah roboh, berlokasi di Kecamatan Simpur sehingga harus dilakukan pembangunan rumah senilai Rp13.908.000,- per rumah tersebut.
"Kita mewacanakan memang nantinya untuk anggaran per rumah untuk rumah sejahtera ini ditambah menjadi sekitar Rp15 juta, hal ini dikarenakan kondisi kenaikan bahan bangunan dan lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ia mengatakan, apalagi di masa ini dengan terjadinya Pandemi virus Corona (COVID-19), bertambah lagi warga masyarakat yang terdampak yang kemudian diakomodir dalam bantuan sosial untuk 1.029 penerima bantuan, karena tidak termasuk dalam bantuan formal yang ada sebelumnya, baik dari pusat maupun daerah.
"Bantuan sosial bagi warga terdampak COVID-19, datanya kita membantu dalam pengolahannya dan penyaluran bantuan di masing-masing SKPD," katanya, saat ditemui, Kamis (23/4) lalu.
Baca juga: Bupati HSS serahkan bantuan untuk 1029 warga terdampak COVID-19
Dijelaskan dia, untuk program unggulan di Dinas Sosial antaralain, Jaminan Hidup (Jadup), Beras Sejahtera Daerah (Rastrada), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan Lanjut Usia (Lansia) Asuh, sementara Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merupakan program pemerintah pusat.
Jadup telah dilaunching Bupati HSS H Achmad Fikry untuk penyalurannya saat mengunjungi Lansia Asuhnya, Senin (20/4) lalu di Desa Bakarung Kecamatan Angkinang, dengan penyerahan bantuan Rp900 ribu per lansia untuk keperluan empat bulan,
Ada 1.673 lansia yang menjadi penerima bantuan dengan alokasi dana Rp4,5 milyar pertahun, sementara untuk Rastrada ada 6.049 warga yang menjadi penerima, bantuan tersebut berupa 10 kilogram beras setiap bulan untuk setiap penerima bantuan.
"Yang sudah kita salurkan ini ada Jadup, Rastrada, termasuk dari bantuan salah pengusaha HSS H Jali Sandaga, jadi selain beras maka warga penerima manfaat bantuan sosial juga dapat tambahan untuk membeli kebutuhan pokok melalui e-warung yang telah ditunjuk," katanya.
Program Rastrada telah memasuki penyaluran tahap ketiga, dari bulan Januari hingga Maret 2020, beras didatangkan dari Badan Urusan Logistik (Bulog) dan berbeda dengan BNPT, karena dalam program pusat tersebut penerima bantuan dapat langsung membeli sesuai nilai kebutuhan pokoknya.
Baca juga: Tahap pertama bantuan non tunai sasar 1.029 warga HSS terdampak COVID-19
Sementara, dalam program rumah sejahtera direncanakan baru akan dilaksanakan dimulai bulan Juli atau Agustus, dan pihaknya memang berharap wabah COVID-19 ini segera berlalu, karena pembangunan rumah tentu melibatkan orang banyak atau gotong royong.
Ditahun 2020 ini memang sudah ada satu rumah yang dibangun dari program ini, pembangunan darurat harus dilaksanakan karena rumah warga yang ada sudah roboh, berlokasi di Kecamatan Simpur sehingga harus dilakukan pembangunan rumah senilai Rp13.908.000,- per rumah tersebut.
"Kita mewacanakan memang nantinya untuk anggaran per rumah untuk rumah sejahtera ini ditambah menjadi sekitar Rp15 juta, hal ini dikarenakan kondisi kenaikan bahan bangunan dan lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020