Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga gula pasir, akan ada pengalihan gula kebutuhan industri ke konsumsi, di samping juga melalui impor.

Dalam konferensi pers virtual usai rapat terbatas di Jakarta, Selasa, Airlangga mengatakan pemerintah akan segera mengalihkan gula untuk kebutuhan industri ke konsumsi.

Namun, pengalihan ke gula konsumsi itu membutuhkan beberapa proses, termasuk penerbitan izin edarnya.

Baca juga: Bulog Kalsel mendatangkan 250 ton gula asal Lampung

Sedangkan untuk impor gula, Airlangga menyebutkan akan dilakukan pada awal Mei 2020.

“Terkait gula, ada pengalihan dari gula pabrik makanan-minuman ke pasar domestik, tapi perlu proses dan juga izin edarnya, maka dalam waktu dekat akan masuk ke pasar,” kata dia usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo terkait upaya antisipasi kebutuhan bahan pokok.

Saat pembukaan rapat, Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh jajarannya bahwa harga-harga kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan, di antaranya adalah gula.

Baca juga: Harga gula lokal di Hulu Sungai Utara mencapai Rp22.000/Kg

Bahkan, menurut Presiden, harga gula saat ini bisa mencapai Rp19.000 per kilogram. Presiden meminta kementerian dan lembaga terkait untuk menurunkan harga gula dan kebutuhan pokok lainnya.

“Jangan sampai ada kenaikan harga. Ini yang masih naik beras, naik sedikit. Harga gula tidak bergerak sama sekali justru naik menjadi Rp19 ribu per kilogram. Bawang putih, bawang bombay juga belum turun. Saya tidak tahu apakah dari Kementerian Perdagangan sudah melihat lapangannya bahwa ini belum bergerak,” kata Presiden.

Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), rata-rata harga gula pasir lokal di pasar tradisional mencapai Rp18.550 per kilogram.

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020