Oleh Ulul Maskuriah
Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Banjarmasin memulangkan 21 orang dari 30 orang yang terjaring razia gelandangan dan pengemis di Banjarmasian ke Provinsi Jawa Timur melalui Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Pemerintah Kota Banjarmasin, Apiluddin Noor Minggu mengatakan, para pengemis dan gelandangan yang ditampung di Pemko Banjarmasin tersebut, merupakan hasil razia yang dilakukan pada Jumat (16/2) malam.
"Dari razia yang kita lakukan Jumat malam, kita dapati 73 orang Gepeng, yang terdiri dari 30 orang dari Sumenep Jawa Timur dan sisanya dari beberapa daerah di Kalimantan," katanya.
Para Gepeng tersebut, kata dia, selanjutnya akan dipulangkan ke daerah masing-mamsing secara bertahap, diantaranya ke Jawa Timur dengan menggunakan kapal laut.
Biaya pemulangan dan makan selama dalam penampungan, kata Apiluddin, diambilkan dari dana hasil milik pengemis yang disita oleh petugas, yang dikembalikan dalam bentuk tiket, dan biaya hidup se hari-hari.
"Uang hasil mengemis tersebut kita ambil, kemudian kita kembalikan dalam bentuk tiket dan kebutuhan pengemis lainnya, selama di penampungan," katanya.
Rencananya, kata dia, razia tersebut akan terus dilanjutkan, sehinggga pengemis dan gelandangan yang selama ini jumlahnya terus bertambah di Banjarmasin akan menghilang.
Menurut Apiluddin, Banjarmasin selama ini dianggap sebagai surganya pengemis, karena masyarakatnya sangat cepat memberikan belas kasihan, sehingga dari hari ke hari, jumlah pengemis terus bertambah.
Kondisi tersebut, kata dia, harus segera dihentikan, karena bisa menimbulkan kerawanan sosial hingga menyebabkan keresahan masyarakat.
"Tentang uang saku, tidak kita kasih, karena pada saat mereka datang juga tidak melapor atau koordinasi dengan pemerintah, jadi anggap saja seperti pulang kampung," katanya.
Dari hasil keterangan para pengemis, tambah dia, selama ini keberadaan mereka ada yang menampung dan mengkoordinir.
Saat ini, ciri-ciri orang dan keberadaannya sudah diketahui aparat, untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut, sehingga aktivitas pengemis dan gelandangan ini bisa dicegah dan benar-benar bisa bersih dari kota Banjarmasin.
Sebelum dipulangkan, para Gepeng tersebut didata dan difoto sehingga, apabila meraka kembali, setelah dipulangkan ke kampung halamannya, akan cepat diketahui dan bisa diberikan sanksi tegas.
"Kita akan segera melakukan koordinasi dengan pemerintah kota Surabaya, terkait berbagai permasalah Gepeng yang datang dari Jawa Timur," katanya.
Salah seorang pengemis yang dipulangkan ke Jawa Timur, Abdul Halim mengaku senang bisa dikembalikan ke daerahnya.
"Saya senang bisa kembali setelah beberapa hari di sini, karena sudah sangat rindu dengan anak dan istri," katanya.
Salah seorang pengemis lainnya yang juga segera dipulangkan adalah Sayani, mengaku terpaksa mengemis selama beberapa hari di Banjarmasin, karena sejak kedatangannya hingga kini, tidak juga mendapatkan pekerjaan.
"Saya sudah beruha mencari kerja, tetapi tidak dapat juga, sehingga terpaksa mengemis," katanya.
Dalam satu tahun terakhir, kota Banjarmasin seakan dibanjiri oleh pengemis, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan keberadaannya sudah mulai meresahkan warga, karena sebagian berani nekat masuk rumah, disaat pemilih rumah lengah.
Bahkan, beberapa diantaranya, dengan terang-terangan masuk rumah, dan bila tertangka akan pura-pura menanyakan alamat dan lainnya.
Bahkan beberapa diantaranya, pura-pura datang meminta sumbangan untuk tempat ibadah, dan kadang terkesan mamaksa pada tuan rumah, bila tidak mendapatkan yang mereka inginkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Banjarmasin memulangkan 21 orang dari 30 orang yang terjaring razia gelandangan dan pengemis di Banjarmasian ke Provinsi Jawa Timur melalui Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Pemerintah Kota Banjarmasin, Apiluddin Noor Minggu mengatakan, para pengemis dan gelandangan yang ditampung di Pemko Banjarmasin tersebut, merupakan hasil razia yang dilakukan pada Jumat (16/2) malam.
"Dari razia yang kita lakukan Jumat malam, kita dapati 73 orang Gepeng, yang terdiri dari 30 orang dari Sumenep Jawa Timur dan sisanya dari beberapa daerah di Kalimantan," katanya.
Para Gepeng tersebut, kata dia, selanjutnya akan dipulangkan ke daerah masing-mamsing secara bertahap, diantaranya ke Jawa Timur dengan menggunakan kapal laut.
Biaya pemulangan dan makan selama dalam penampungan, kata Apiluddin, diambilkan dari dana hasil milik pengemis yang disita oleh petugas, yang dikembalikan dalam bentuk tiket, dan biaya hidup se hari-hari.
"Uang hasil mengemis tersebut kita ambil, kemudian kita kembalikan dalam bentuk tiket dan kebutuhan pengemis lainnya, selama di penampungan," katanya.
Rencananya, kata dia, razia tersebut akan terus dilanjutkan, sehinggga pengemis dan gelandangan yang selama ini jumlahnya terus bertambah di Banjarmasin akan menghilang.
Menurut Apiluddin, Banjarmasin selama ini dianggap sebagai surganya pengemis, karena masyarakatnya sangat cepat memberikan belas kasihan, sehingga dari hari ke hari, jumlah pengemis terus bertambah.
Kondisi tersebut, kata dia, harus segera dihentikan, karena bisa menimbulkan kerawanan sosial hingga menyebabkan keresahan masyarakat.
"Tentang uang saku, tidak kita kasih, karena pada saat mereka datang juga tidak melapor atau koordinasi dengan pemerintah, jadi anggap saja seperti pulang kampung," katanya.
Dari hasil keterangan para pengemis, tambah dia, selama ini keberadaan mereka ada yang menampung dan mengkoordinir.
Saat ini, ciri-ciri orang dan keberadaannya sudah diketahui aparat, untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut, sehingga aktivitas pengemis dan gelandangan ini bisa dicegah dan benar-benar bisa bersih dari kota Banjarmasin.
Sebelum dipulangkan, para Gepeng tersebut didata dan difoto sehingga, apabila meraka kembali, setelah dipulangkan ke kampung halamannya, akan cepat diketahui dan bisa diberikan sanksi tegas.
"Kita akan segera melakukan koordinasi dengan pemerintah kota Surabaya, terkait berbagai permasalah Gepeng yang datang dari Jawa Timur," katanya.
Salah seorang pengemis yang dipulangkan ke Jawa Timur, Abdul Halim mengaku senang bisa dikembalikan ke daerahnya.
"Saya senang bisa kembali setelah beberapa hari di sini, karena sudah sangat rindu dengan anak dan istri," katanya.
Salah seorang pengemis lainnya yang juga segera dipulangkan adalah Sayani, mengaku terpaksa mengemis selama beberapa hari di Banjarmasin, karena sejak kedatangannya hingga kini, tidak juga mendapatkan pekerjaan.
"Saya sudah beruha mencari kerja, tetapi tidak dapat juga, sehingga terpaksa mengemis," katanya.
Dalam satu tahun terakhir, kota Banjarmasin seakan dibanjiri oleh pengemis, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan keberadaannya sudah mulai meresahkan warga, karena sebagian berani nekat masuk rumah, disaat pemilih rumah lengah.
Bahkan, beberapa diantaranya, dengan terang-terangan masuk rumah, dan bila tertangka akan pura-pura menanyakan alamat dan lainnya.
Bahkan beberapa diantaranya, pura-pura datang meminta sumbangan untuk tempat ibadah, dan kadang terkesan mamaksa pada tuan rumah, bila tidak mendapatkan yang mereka inginkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014