Sekitar 18 posko sterilisasi di pintu masuk Kota Surabaya, Jawa Timur, yang pada Senin (6/4) ditutup karena ada evaluasi terkait penanganan COVID-19 sudah beroperasi kembali.
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya M. Fikser di Surabaya, Minggu, mengatakan posko yang disiapkan pemerintah di perbatasan wilayah Kota Surabaya tersebut sudah dibuka kembali sejak Jumat (10/4).
"Langkah ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Surabaya," katanya.
Ia menjelaskan, petugas posko sterilisasi antara lain bertugas menyemprotkan disinfektan ke kendaraan yang akan memasuki Kota Surabaya serta menyampaikan imbauan kepada warga yang akan ke Surabaya agar tidak memasuki kota kalau tidak ada keperluan mendesak.
Selain itu, petugas di posko sterilisasi akan memeriksa suhu tubuh pengemudi dan penumpang kendaraan yang akan masuk ke Kota Surabaya.
"Ini memang agak menghambat, tapi kita tidak melarang akses mobilisasi," kata Fikser.
Dia mengatakan bahwa semula ada 19 posko yang dibangun di pintu masuk ke Surabaya. Pemerintah Kota pada Senin (6/4) menghentikan sementara operasi posko-posko tersebut.
Ia mengatakan bahwa posko dioperasikan kembali karena imbauan untuk menguatkan upaya pencegahan COVID-19 di lingkungan rukun warga dan rukun tetangga dinilai belum cukup.
"Sehingga kita harus memperkuat jaringan yang masuk ke Surabaya. Supaya ini tidak menulari, kita selesaikan yang di dalam Surabaya. Ada 18 titik (posko), yang sebelumnya 19," kata Fikser.
Posko pintu masuk antara lain didirikan di Stadion GBT (Pakal), Terminal Tambak Oso Wilangun (Benowo), Dupak Rukun (Asemrowo), Kodikal (Pabean), Mayjen Sungkono di rumah pompa (Dukuh Pakis), Gunungsari (Jambangan), Kelurahan Kedurus (Karang Pilang), Masjid Agung (Gayungan), Jeruk (Lakarsantri), dan Driyorejo.
Selain itu, posko didirikan di Terminal Benowo (Pakal), Tol Simo (Sukomanunggal), samping Cito (Dishub), Jalan MERR (Gunung Anyar), Suramadu (Kenjeran), Rungkut Menanggal (Gunung Anyar), Wiguna Gunung Anyar Tambak (Gunung Anyar), Margomulya (Tandes), dan Pondok Chandra (Gunung Anyar).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya M. Fikser di Surabaya, Minggu, mengatakan posko yang disiapkan pemerintah di perbatasan wilayah Kota Surabaya tersebut sudah dibuka kembali sejak Jumat (10/4).
"Langkah ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Surabaya," katanya.
Ia menjelaskan, petugas posko sterilisasi antara lain bertugas menyemprotkan disinfektan ke kendaraan yang akan memasuki Kota Surabaya serta menyampaikan imbauan kepada warga yang akan ke Surabaya agar tidak memasuki kota kalau tidak ada keperluan mendesak.
Selain itu, petugas di posko sterilisasi akan memeriksa suhu tubuh pengemudi dan penumpang kendaraan yang akan masuk ke Kota Surabaya.
"Ini memang agak menghambat, tapi kita tidak melarang akses mobilisasi," kata Fikser.
Dia mengatakan bahwa semula ada 19 posko yang dibangun di pintu masuk ke Surabaya. Pemerintah Kota pada Senin (6/4) menghentikan sementara operasi posko-posko tersebut.
Ia mengatakan bahwa posko dioperasikan kembali karena imbauan untuk menguatkan upaya pencegahan COVID-19 di lingkungan rukun warga dan rukun tetangga dinilai belum cukup.
"Sehingga kita harus memperkuat jaringan yang masuk ke Surabaya. Supaya ini tidak menulari, kita selesaikan yang di dalam Surabaya. Ada 18 titik (posko), yang sebelumnya 19," kata Fikser.
Posko pintu masuk antara lain didirikan di Stadion GBT (Pakal), Terminal Tambak Oso Wilangun (Benowo), Dupak Rukun (Asemrowo), Kodikal (Pabean), Mayjen Sungkono di rumah pompa (Dukuh Pakis), Gunungsari (Jambangan), Kelurahan Kedurus (Karang Pilang), Masjid Agung (Gayungan), Jeruk (Lakarsantri), dan Driyorejo.
Selain itu, posko didirikan di Terminal Benowo (Pakal), Tol Simo (Sukomanunggal), samping Cito (Dishub), Jalan MERR (Gunung Anyar), Suramadu (Kenjeran), Rungkut Menanggal (Gunung Anyar), Wiguna Gunung Anyar Tambak (Gunung Anyar), Margomulya (Tandes), dan Pondok Chandra (Gunung Anyar).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020