Anggota Komisi IX DPR Dewi Aryani meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terbuka soal jumlah alat tes dan pasien yang sudah dites karena diduga terjangkit virus corona (COVID-19).
"Menkes sebaiknya jujur ada berapa jumlah alatnya dan berapa jumlah pasien yang sudah dites dalam beberapa waktu ini," kata Dewi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Perkembangan COVID-19, Panama dan Mongolia melaporkan kasus pertama
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu membandingkan dengan Singapura, Korea, dan lain-lain yang sudah melakukan tes kepada puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang.
"Masak Indonesia hanya melakukan tes kepada sebanyak 300-an orang saja. Tidak masuk akal dengan luasan wilayah dan pintu masuk ke negara ini yang begitu banyak dan beragam. 'Something is just not right'," ujar Dewi.
Berdasar temuan di lapangan, lanjut Dewi, prosedur dan proses yang dilakukan dalam melakukan tes terhadap pasien memakan waktu 3-5 hari. Semua tes swab pasien dikirim ke Kemenkes untuk diuji dan hasilnya dikembalikan lagi ke rumah sakit rujukan dengan rentang waktu antara 3 hingga 5 hari.
"Itu pun masih di wilayah Pulau Jawa. Bagaimana jika rumah sakit rujukan berada di luar Pulau Jawa dengan lokasi yang jauh dari pusat kota dan bandara?" ujar Dewi.
Baca juga: China dan Korea Selatan menunjukkan COVID-19 bisa dikendalikan
Oleh karena itu, Dewi meminta pemerintah lebih terbuka dan jika memang dibutuhkan hendaknya segera melakukan langkah cepat untuk menambah alat dan menambah jumlah orang yang dites.
"Bukan untuk membuat panik, tapi lakukan secara proporsional merata di semua provinsi. Jangan anggap sepele dan santai menyikapi hal ini," tandas Dewi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Menkes sebaiknya jujur ada berapa jumlah alatnya dan berapa jumlah pasien yang sudah dites dalam beberapa waktu ini," kata Dewi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Perkembangan COVID-19, Panama dan Mongolia melaporkan kasus pertama
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu membandingkan dengan Singapura, Korea, dan lain-lain yang sudah melakukan tes kepada puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang.
"Masak Indonesia hanya melakukan tes kepada sebanyak 300-an orang saja. Tidak masuk akal dengan luasan wilayah dan pintu masuk ke negara ini yang begitu banyak dan beragam. 'Something is just not right'," ujar Dewi.
Berdasar temuan di lapangan, lanjut Dewi, prosedur dan proses yang dilakukan dalam melakukan tes terhadap pasien memakan waktu 3-5 hari. Semua tes swab pasien dikirim ke Kemenkes untuk diuji dan hasilnya dikembalikan lagi ke rumah sakit rujukan dengan rentang waktu antara 3 hingga 5 hari.
"Itu pun masih di wilayah Pulau Jawa. Bagaimana jika rumah sakit rujukan berada di luar Pulau Jawa dengan lokasi yang jauh dari pusat kota dan bandara?" ujar Dewi.
Baca juga: China dan Korea Selatan menunjukkan COVID-19 bisa dikendalikan
Oleh karena itu, Dewi meminta pemerintah lebih terbuka dan jika memang dibutuhkan hendaknya segera melakukan langkah cepat untuk menambah alat dan menambah jumlah orang yang dites.
"Bukan untuk membuat panik, tapi lakukan secara proporsional merata di semua provinsi. Jangan anggap sepele dan santai menyikapi hal ini," tandas Dewi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020