Jalan pulang dari kegiatan puncak acara haul ke-15 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sakumpul padat merayap hampir kesemua jurusan.
Kegiatan puncak acara haul di mushola Ar-Raudhah, Komplek Sakumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Minggu malam, sekitar pukul 21.00 WITA tersebut, dipenuhi jamaah yang ditaksir mencapai jutaan orang.
Pasalnya, jamaah yang hadir hingga mencapai bundaran jalan A Yani Banjarbaru yang jaraknya diperkirakan lima kilometer.
Akibatnya, kepulangan jamaah untuk jurusan Banjarmasin dan seterusnya ke wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) padat merayap.
Baik yang melalui jalan A Yani atau jalan Trikora.
"Sangat padat daripada tahun lalu ini," ujar jamaah dari Banjarmasin, Samsuri.
Menurut dia, untuk perjalanan ke Banjarmasin dari Martapura yang biasanya hanya ditempuh sekitar 40 menit dengan kendaraan roda dua, saat ini kemungkinan berjam-jam.
"Saya tadi dari Gunung Ronggeng, tembus jalan Pangeran Muhammad Noor, lalu masuk jalan arah Cempaka hingga menembus jalan Trikora, itu lebih satu jam baru sampai, padahal hanya sekitar 5 kilometer," ucapnya.
Meski demikian, menurut Samsuri, kejadian ini dimakluminya, karena semua bersyukur dapat menghadiri haul Guru Sakumpul.
"Kita sudah tahu akan seperti ini, tidak jauh beda dari sebelumnya, jadi tidak mengapa, kalau lelah kita istirahat sebentar, sabar saja," ujarnya.
Sepanjang jalan kepulangan dari kegiatan haul ke-15 Guru Sakumpul, menang masih banyak relawan yang menyiapkan makanan dan minuman gratis bagi jamaah yang istirahat.
Haul Guru Sakumpul memang aruh terbesar di Kalsel, karena dihadiri sangat banyak jamaah, ini karena kecintaan jamaah terhadap tuan guru yang wafat pada 20 Agustus 2005 tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Kegiatan puncak acara haul di mushola Ar-Raudhah, Komplek Sakumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Minggu malam, sekitar pukul 21.00 WITA tersebut, dipenuhi jamaah yang ditaksir mencapai jutaan orang.
Pasalnya, jamaah yang hadir hingga mencapai bundaran jalan A Yani Banjarbaru yang jaraknya diperkirakan lima kilometer.
Akibatnya, kepulangan jamaah untuk jurusan Banjarmasin dan seterusnya ke wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) padat merayap.
Baik yang melalui jalan A Yani atau jalan Trikora.
"Sangat padat daripada tahun lalu ini," ujar jamaah dari Banjarmasin, Samsuri.
Menurut dia, untuk perjalanan ke Banjarmasin dari Martapura yang biasanya hanya ditempuh sekitar 40 menit dengan kendaraan roda dua, saat ini kemungkinan berjam-jam.
"Saya tadi dari Gunung Ronggeng, tembus jalan Pangeran Muhammad Noor, lalu masuk jalan arah Cempaka hingga menembus jalan Trikora, itu lebih satu jam baru sampai, padahal hanya sekitar 5 kilometer," ucapnya.
Meski demikian, menurut Samsuri, kejadian ini dimakluminya, karena semua bersyukur dapat menghadiri haul Guru Sakumpul.
"Kita sudah tahu akan seperti ini, tidak jauh beda dari sebelumnya, jadi tidak mengapa, kalau lelah kita istirahat sebentar, sabar saja," ujarnya.
Sepanjang jalan kepulangan dari kegiatan haul ke-15 Guru Sakumpul, menang masih banyak relawan yang menyiapkan makanan dan minuman gratis bagi jamaah yang istirahat.
Haul Guru Sakumpul memang aruh terbesar di Kalsel, karena dihadiri sangat banyak jamaah, ini karena kecintaan jamaah terhadap tuan guru yang wafat pada 20 Agustus 2005 tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020