Sebanyak 3.962 jamaah terinput di Data Sehat Haul Guru Sekumpul mendapat perawatan di Posko Kesehatan hingga Minggu (1/3) malam pada puncak Haul Ke-15 KH Zaini bin Abdul Ghani atau akrab disapa Guru Sekumpul di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
"Banyak jamaah tumbang karena alami dehidrasi hingga kelelahan," terang Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim di Martapura, Minggu.
Menurut dia, dalam kondisi cuaca adem relatif bersahabat alias tidak panas, justru membuat banyak jamaah tidak merasakan haus.
"Sehingga hal itu menjadikan jamaah lengah dan bahkan dalam durasi lama tidak minum. Padahal tubuh memerlukan cairan," tuturnya.
Faktor kelelahan dengan tingginya aktivitas tanpa istirahat itulah hingga memicu dehidrasi dan pada akhirnya tumbang.
Termasuk satu orang jamaah yang meninggal dunia pada Sabtu (29/2) malam di haul hari pertama, mengidap "hipoglikemia" atau gula darah rendah akibat faktor kelelahan karena aktivitas tinggi tidak dibarengi asupan makan dan minum yang cukup.
"Beruntungnya, jamaah yang mengeluh sakit cepat mendapat pertolongan. Sehingga dari total 3.962 orang yang mendapat penanganan di Posko,
3.878 di antaranya hanya rawat jalan. Sedangkan yang harus dirujuk 34 orang dan rawat inap 50 orang," papar Erwinn. Puncak Haul Guru Sekumpul pada Minggu malam dipadati jamaah yang diperkirakan mencapai jutaan orang.
Dalam pelayanan kesehatan Haul Guru Sekumpul tahun ini, Dokkes Polda Kalsel membuat aplikasi Data Sehat Haul Guru Sekumpul yang bersifat online dan real time untuk bisa diakses petugas dan masyarakat umum guna melihat nama pasien dan lokasi di rawat baik rawat jalan maupu dirujuk ke rumah sakit.
Bahkan bisa jadi red alert jika ada kasus menonjol untuk monitor ketat atau pendalaman khusus, misalnya gejala mirip corona virus.
Jumlah tenaga kesehatan dan relawan kesehatan dikerahkan sebanyak 1.800 orang yang bersiaga di 123 Posko Kesehatan. Kemudian ada 53 ambulan, 11 perahu karet, dan 14 rumah sakit rujukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Banyak jamaah tumbang karena alami dehidrasi hingga kelelahan," terang Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim di Martapura, Minggu.
Menurut dia, dalam kondisi cuaca adem relatif bersahabat alias tidak panas, justru membuat banyak jamaah tidak merasakan haus.
"Sehingga hal itu menjadikan jamaah lengah dan bahkan dalam durasi lama tidak minum. Padahal tubuh memerlukan cairan," tuturnya.
Faktor kelelahan dengan tingginya aktivitas tanpa istirahat itulah hingga memicu dehidrasi dan pada akhirnya tumbang.
Termasuk satu orang jamaah yang meninggal dunia pada Sabtu (29/2) malam di haul hari pertama, mengidap "hipoglikemia" atau gula darah rendah akibat faktor kelelahan karena aktivitas tinggi tidak dibarengi asupan makan dan minum yang cukup.
"Beruntungnya, jamaah yang mengeluh sakit cepat mendapat pertolongan. Sehingga dari total 3.962 orang yang mendapat penanganan di Posko,
3.878 di antaranya hanya rawat jalan. Sedangkan yang harus dirujuk 34 orang dan rawat inap 50 orang," papar Erwinn. Puncak Haul Guru Sekumpul pada Minggu malam dipadati jamaah yang diperkirakan mencapai jutaan orang.
Dalam pelayanan kesehatan Haul Guru Sekumpul tahun ini, Dokkes Polda Kalsel membuat aplikasi Data Sehat Haul Guru Sekumpul yang bersifat online dan real time untuk bisa diakses petugas dan masyarakat umum guna melihat nama pasien dan lokasi di rawat baik rawat jalan maupu dirujuk ke rumah sakit.
Bahkan bisa jadi red alert jika ada kasus menonjol untuk monitor ketat atau pendalaman khusus, misalnya gejala mirip corona virus.
Jumlah tenaga kesehatan dan relawan kesehatan dikerahkan sebanyak 1.800 orang yang bersiaga di 123 Posko Kesehatan. Kemudian ada 53 ambulan, 11 perahu karet, dan 14 rumah sakit rujukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020