Oleh Ulul Maskuriah
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bupati Tapin Ariffin Arpan mengatakan alih fungsi lahan pertanian ke perkebunan sawit maupun pertambangan di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan kini semakin mengkhawatirkan.
"Alih fungsi lahan cukup mengkhawatirkan. Bila tidak segera dicegah, pasti akan mengancam produksi pangan daerah maupun provinsi," kata Bupati di Rantau, Minggu.
Menurut dia, saat ini pihaknya terus mendatangi masyarakat untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya mempertahankan lahan pertanian bagi kelangsungan hidup dan produksi pangan daerah.
Bila tidak ada imbauan dan sosialisasi secara terus menerus, kata dia, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan berlomba memanfaatkan lahannya untuk perkebunan sawit, dan pertambangan yang dinilai memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Mencegah hal tersebut terus berlangsung, kata Bupati, selain melakukan sosialisasi, diharapkan tata ruang atau RTRWP provinsi dan kabupaten bisa segera disahkan karena hal tersebut akan menjadi pegangan daerah untuk mempertahankan lokasi pertanian.
Menurut dia, selama ini Tapin adalah penyumbang produksi padi terbanyak kedua di Kalsel setelah Barito Kuala, sehingga daerah ini ditargetkan untuk menjadi penyumbang produksi pangan nasional.
Namun target yang ditetapkan oleh Gubernur cukup berat yakni peningkatan produksi padi 10 persen tahun depan.
"Memang target saat rapat koordinasi ketahanan pangan beberapa waktu lalu tidak mudah, namun kami akan berusaha sebaik mungkin," kata Ariffin.
Kendala dalam pengembangan sektor pertanian, menurut Ariffin, adalah pesatnya perkembangan perkebunan.
Masyarakat yang memiliki lahan kosong cenderung memilih perkebunan dibandingkan menanam padi.
"Silakan saja kembangkan sawit, tapi saya harap lahan pertanian tidak dialihfungsikan," imbuhnya.
Sebelumnya, pesatnya perkembangan sektor pertambangan dan perkebunan di Kalsel mengancam kelangsungan lahan pertanian, hal tersebut terjadi salah satunya di Kabupaten Tapin.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin berharap daerah tak melupakan pertanian sebagai sektor kunci ketahanan pangan, walaupun ada pertambangan, pembukaan areal baru untuk perkebunan, ketahanan pangan tetap bisa dipertahankan.
"Jadi saya harap lahan bisa dikembangkan dengan baik, jangan sampai terjadi alih fungsi lahan pertanian," katanya usai peringatan Hut Kabupaten Tapin ke-48, Sabtu (30/11).
Menurut Rudy, sebagai salah satu kabupaten yang punya potensi sumber daya alam melimpah, Tapin mengalami banyak kemajuan.
Rudy membandingkan kondisi Tapin beberapa tahun lalu yang, menurutnya, jauh lebih baik saat sekarang ini.
"Tapin cukup ada kemajuan signifikan, pembangunan jalan, jembatan dan pembukaan daerah baru ini adalah pencapaian yang perlu diapresiasi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bupati Tapin Ariffin Arpan mengatakan alih fungsi lahan pertanian ke perkebunan sawit maupun pertambangan di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan kini semakin mengkhawatirkan.
"Alih fungsi lahan cukup mengkhawatirkan. Bila tidak segera dicegah, pasti akan mengancam produksi pangan daerah maupun provinsi," kata Bupati di Rantau, Minggu.
Menurut dia, saat ini pihaknya terus mendatangi masyarakat untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya mempertahankan lahan pertanian bagi kelangsungan hidup dan produksi pangan daerah.
Bila tidak ada imbauan dan sosialisasi secara terus menerus, kata dia, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan berlomba memanfaatkan lahannya untuk perkebunan sawit, dan pertambangan yang dinilai memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Mencegah hal tersebut terus berlangsung, kata Bupati, selain melakukan sosialisasi, diharapkan tata ruang atau RTRWP provinsi dan kabupaten bisa segera disahkan karena hal tersebut akan menjadi pegangan daerah untuk mempertahankan lokasi pertanian.
Menurut dia, selama ini Tapin adalah penyumbang produksi padi terbanyak kedua di Kalsel setelah Barito Kuala, sehingga daerah ini ditargetkan untuk menjadi penyumbang produksi pangan nasional.
Namun target yang ditetapkan oleh Gubernur cukup berat yakni peningkatan produksi padi 10 persen tahun depan.
"Memang target saat rapat koordinasi ketahanan pangan beberapa waktu lalu tidak mudah, namun kami akan berusaha sebaik mungkin," kata Ariffin.
Kendala dalam pengembangan sektor pertanian, menurut Ariffin, adalah pesatnya perkembangan perkebunan.
Masyarakat yang memiliki lahan kosong cenderung memilih perkebunan dibandingkan menanam padi.
"Silakan saja kembangkan sawit, tapi saya harap lahan pertanian tidak dialihfungsikan," imbuhnya.
Sebelumnya, pesatnya perkembangan sektor pertambangan dan perkebunan di Kalsel mengancam kelangsungan lahan pertanian, hal tersebut terjadi salah satunya di Kabupaten Tapin.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin berharap daerah tak melupakan pertanian sebagai sektor kunci ketahanan pangan, walaupun ada pertambangan, pembukaan areal baru untuk perkebunan, ketahanan pangan tetap bisa dipertahankan.
"Jadi saya harap lahan bisa dikembangkan dengan baik, jangan sampai terjadi alih fungsi lahan pertanian," katanya usai peringatan Hut Kabupaten Tapin ke-48, Sabtu (30/11).
Menurut Rudy, sebagai salah satu kabupaten yang punya potensi sumber daya alam melimpah, Tapin mengalami banyak kemajuan.
Rudy membandingkan kondisi Tapin beberapa tahun lalu yang, menurutnya, jauh lebih baik saat sekarang ini.
"Tapin cukup ada kemajuan signifikan, pembangunan jalan, jembatan dan pembukaan daerah baru ini adalah pencapaian yang perlu diapresiasi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013