Kepolisian Daerah Riau menyatakan telah menangkap dua terduga pelaku penyalur belasan TKI ilegal yang tenggelam di perairan Selat Malaka, tepatnya di perairan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau.
"Untuk saat ini telah diamankan dua orang terduga pelaku yang berperan menampung dan menyalurkan TKI ilegal yang tenggelam di Bengkalis," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto kepada ANTARA di Pekanbaru, Jumat malam.
Dia mengatakan kedua pelaku itu terdiri dari seorang pria berinisial JF (52) warga Desa Sungai Cingam, Kecamatan Rupat dan seorang wanita berinisial MZ (39) warga Desa Sukarjo Mesim, Kecamatan Rupat, Bengkalis.
Selain kedua pelaku, polisi turut mengantongi identitas seorang pelaku lainnya berinisial RI. Namun, nama terakhir masih dalam penyelidikan. RI dan JF diduga memiliki peran penting sebagai penampung dan penyalur TKI masuk ke Malaysia secara ilegal dari Pulau Rupat.
Sunarto mengaku polisi masih terus menyelidiki peran para pelaku tersebut. Kedua pelaku yang telah diamankan terus digali keterangannya.
Lebih jauh, Sunarto menjelaskan jika hasil penyelidikan terungkap jika kapal nahas yang mengangkut 20 penumpang, termasuk 18 diantaranya calon TKI ilegal itu tenggelam karena dihantam gelombang kuat.
“Kapal tanpa nama ini berangkat dari Sungai Pakalan Buah Rupat Selatan. Jumlah penumpang 18 orang, tekong kapal dua orang, sehingga jumlah seluruhnya 20 orang. Sesampainya di pertengahan jalan sekira pukul 21.30 WIB kapal tenggelam karena terkena ombak kuat," ujarnya.
Menurut Sunarto, dari 20 orang tersebut sebanyak 10 orang yang berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan terdiri tujuh laki-laki dan tiga perempuan.
Sepuluh korban selamat yang saat ini berada di Mapolsek Rupat akan segera dikembalikan ke daerah masing-masing. "Kita masih menunggu pihak Dinas Sosial menjemput sembilan korban WNI ini. Nantinya pihak Dinas Sosial yang akan menjemput mereka," ujarnya.
Termasuk satu WNA Bangladesh yang menjadi salah satu korban selamat akan dipulangkan ke negara asal dengan melibatkan pihak imigrasi.
Terkait jasad yang berhasil ditemukan sejak sore kemarin sudah dibawa ke RSUD Dumai. Jasad itu teridentifikasi berjenis kelamin perempuan namun belum diketahui identitas pasti korban.
Diberitakan sebelumnya sebuah kapal yang membawa puluhan calon TKI ilegal tenggelam di perairan Tanjung Medang, Rupat. Kapal nahas itu berangkat dari Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dengan tujuan daratan Malaysia. Namun, kapal yang berangkat pada Selasa malam (21/1) itu dilaporkan karam, diduga akibat kelebihan muatan dan dihantam gelombang tinggi.
Kapten Kapal Negara (KN) RB 218 Basarnas Pekanbaru Leni Tadika mengatakan bahwa di dalam kapal kayu itu diperkirakan berisi 20 orang. Dari jumlah itu, hanya 10 orang yang ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara sisanya hilang. Pada Kamis sore kemarin seorang korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Rupat merupakan sebuah pulau yang berada di bibir Selat Malaka, dan selama ini dikenal sebagai pintu masuk dan keluar segala kegiatan ilegal seperti penyelundupan TKI hingga narkoba.
Sementara terkait penyebab kapal tenggelam dan jam berapa para TKI ilegal berangkat dari Rupat masih dalam penyelidikan petugas. Mereka pun saat ini fokus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Untuk saat ini telah diamankan dua orang terduga pelaku yang berperan menampung dan menyalurkan TKI ilegal yang tenggelam di Bengkalis," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto kepada ANTARA di Pekanbaru, Jumat malam.
Dia mengatakan kedua pelaku itu terdiri dari seorang pria berinisial JF (52) warga Desa Sungai Cingam, Kecamatan Rupat dan seorang wanita berinisial MZ (39) warga Desa Sukarjo Mesim, Kecamatan Rupat, Bengkalis.
Selain kedua pelaku, polisi turut mengantongi identitas seorang pelaku lainnya berinisial RI. Namun, nama terakhir masih dalam penyelidikan. RI dan JF diduga memiliki peran penting sebagai penampung dan penyalur TKI masuk ke Malaysia secara ilegal dari Pulau Rupat.
Sunarto mengaku polisi masih terus menyelidiki peran para pelaku tersebut. Kedua pelaku yang telah diamankan terus digali keterangannya.
Lebih jauh, Sunarto menjelaskan jika hasil penyelidikan terungkap jika kapal nahas yang mengangkut 20 penumpang, termasuk 18 diantaranya calon TKI ilegal itu tenggelam karena dihantam gelombang kuat.
“Kapal tanpa nama ini berangkat dari Sungai Pakalan Buah Rupat Selatan. Jumlah penumpang 18 orang, tekong kapal dua orang, sehingga jumlah seluruhnya 20 orang. Sesampainya di pertengahan jalan sekira pukul 21.30 WIB kapal tenggelam karena terkena ombak kuat," ujarnya.
Menurut Sunarto, dari 20 orang tersebut sebanyak 10 orang yang berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan terdiri tujuh laki-laki dan tiga perempuan.
Sepuluh korban selamat yang saat ini berada di Mapolsek Rupat akan segera dikembalikan ke daerah masing-masing. "Kita masih menunggu pihak Dinas Sosial menjemput sembilan korban WNI ini. Nantinya pihak Dinas Sosial yang akan menjemput mereka," ujarnya.
Termasuk satu WNA Bangladesh yang menjadi salah satu korban selamat akan dipulangkan ke negara asal dengan melibatkan pihak imigrasi.
Terkait jasad yang berhasil ditemukan sejak sore kemarin sudah dibawa ke RSUD Dumai. Jasad itu teridentifikasi berjenis kelamin perempuan namun belum diketahui identitas pasti korban.
Diberitakan sebelumnya sebuah kapal yang membawa puluhan calon TKI ilegal tenggelam di perairan Tanjung Medang, Rupat. Kapal nahas itu berangkat dari Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dengan tujuan daratan Malaysia. Namun, kapal yang berangkat pada Selasa malam (21/1) itu dilaporkan karam, diduga akibat kelebihan muatan dan dihantam gelombang tinggi.
Kapten Kapal Negara (KN) RB 218 Basarnas Pekanbaru Leni Tadika mengatakan bahwa di dalam kapal kayu itu diperkirakan berisi 20 orang. Dari jumlah itu, hanya 10 orang yang ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara sisanya hilang. Pada Kamis sore kemarin seorang korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Rupat merupakan sebuah pulau yang berada di bibir Selat Malaka, dan selama ini dikenal sebagai pintu masuk dan keluar segala kegiatan ilegal seperti penyelundupan TKI hingga narkoba.
Sementara terkait penyebab kapal tenggelam dan jam berapa para TKI ilegal berangkat dari Rupat masih dalam penyelidikan petugas. Mereka pun saat ini fokus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020