Oleh Yose Rizal
Martapura, (Antaranews.Kalsel) - Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar Boyke W Triestiyanto mengatakan, pemanfaatan gas metan hasil pengolahan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) mengurangi efek rumah kaca.
"Jika tidak dimanfaatkan maka gas metan yang keluar dari timbunan sampah TPA bisa menambah efek rumah kaca yang dapat merusak alam dan lingkungan," ujarnya di Martapura, Minggu.
Ia mengatakan, pemanfaatan gas metan hasil pengolahan sampah TPA dijadikan energi terbarukan baik sebagai bahan bakar maupun sumber energi listrik sehingga bisa dinikmati masyarakat sekitarnya.
Dijelaskan, pihaknya sudah mengembangkan kawasan permukiman tak jauh dari TPA Hutan Panjang di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang Intan sebagai "kampung metan".
"Dinamakan "kampung metan" karena warganya memanfaatkan gas metan sebagai sumber bahan bakar yang digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari," ungkapnya.
Menurut dia, sebanyak 50 kepala keluarga diiberikan gas metan gratis yang dialirkan melalui jaringan pipa dari TPA ke rumah-rumah warga yang berjarak 1,4 kilometer.
"Berkat gas metan, masyarakat bisa menghemat pengeluaran karena setiap bulan biasanya membeli elpiji sebesar Rp50 ribu sehingga dengan gas metan gratis itu mereka tidak usah membeli elpiji lagi," ungkapnya.
Dikatakan, pihak sudah meminta bantuan Kementerian Riset dan Teknologi untuk melakukan penelitian agar gas metan yang dihasilkan melalui pengolah sampah TPA bisa lebih efektif dan efisien.
"Harapan kami, melalui teknologi baru dan ramah lingkungan, potensi gas metan bisa lebih dikembangkan sehingga pemanfaatannya semakin efektif dan efisien," ujarnya.
Sebelumnya, Menristek Gusti M Hatta mengapresiasi keberhasilan Pemkab Banjar memanfaatkan gas metan dari pengolahan sampah TPA menjadi gas metan sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar.
"Kami mengapresiasi keberhasilan Pemkab Banjar memanfaatkan gas metan apalagi pemerintah tengah giat-giatnya mencari energi terbarukan yang bisa dijadikan sumber energi baru," ujarnya usai mengunjungi TPA tersebut, Minggu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013
Martapura, (Antaranews.Kalsel) - Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar Boyke W Triestiyanto mengatakan, pemanfaatan gas metan hasil pengolahan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) mengurangi efek rumah kaca.
"Jika tidak dimanfaatkan maka gas metan yang keluar dari timbunan sampah TPA bisa menambah efek rumah kaca yang dapat merusak alam dan lingkungan," ujarnya di Martapura, Minggu.
Ia mengatakan, pemanfaatan gas metan hasil pengolahan sampah TPA dijadikan energi terbarukan baik sebagai bahan bakar maupun sumber energi listrik sehingga bisa dinikmati masyarakat sekitarnya.
Dijelaskan, pihaknya sudah mengembangkan kawasan permukiman tak jauh dari TPA Hutan Panjang di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang Intan sebagai "kampung metan".
"Dinamakan "kampung metan" karena warganya memanfaatkan gas metan sebagai sumber bahan bakar yang digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari," ungkapnya.
Menurut dia, sebanyak 50 kepala keluarga diiberikan gas metan gratis yang dialirkan melalui jaringan pipa dari TPA ke rumah-rumah warga yang berjarak 1,4 kilometer.
"Berkat gas metan, masyarakat bisa menghemat pengeluaran karena setiap bulan biasanya membeli elpiji sebesar Rp50 ribu sehingga dengan gas metan gratis itu mereka tidak usah membeli elpiji lagi," ungkapnya.
Dikatakan, pihak sudah meminta bantuan Kementerian Riset dan Teknologi untuk melakukan penelitian agar gas metan yang dihasilkan melalui pengolah sampah TPA bisa lebih efektif dan efisien.
"Harapan kami, melalui teknologi baru dan ramah lingkungan, potensi gas metan bisa lebih dikembangkan sehingga pemanfaatannya semakin efektif dan efisien," ujarnya.
Sebelumnya, Menristek Gusti M Hatta mengapresiasi keberhasilan Pemkab Banjar memanfaatkan gas metan dari pengolahan sampah TPA menjadi gas metan sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar.
"Kami mengapresiasi keberhasilan Pemkab Banjar memanfaatkan gas metan apalagi pemerintah tengah giat-giatnya mencari energi terbarukan yang bisa dijadikan sumber energi baru," ujarnya usai mengunjungi TPA tersebut, Minggu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013