Ketua DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis menghadiri haul (peringatan wafatnya) Habib H Ahmad Alaydrus di Desa Sungai Punggawa Kecamatan Kelumpang Tengah, Minggu.

Bersamaan dengan ketua DPRD, hadir juga Bupati H.Sayed Jafar Al Aydrus beserta para Kepala SKPD, anggota DPRD Ruspiyandi dan H Syaiful Rahmadi.

"Kami berterima kasih atas undangan yang disampaikan kepada DPRD Kotabaru, bersamaan itu mengapresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini, karena dapat menjadi sarana silaturahim bagi semua warga yang hadir," kata Syairi.

Sama dengan tahun sebelumnya, haul ke 13 Habib H Ahmad Alydrus yang berlangsung di laladang kubah Desa Punggawa Kecamatan Kelumpang Tengah ini selain dihadiri para pejabat daerah, juga dihadiri para habaib dan jamaah dari wilayah sekitar Kelumpang dan sekitarnya.

Sementara Habib Ishak Al Aydrus dari Pontianak Kalimantan Barat yang diundang mengisi tausiah pada kegiatan tersebut mMenyampaikan sebagian biografi dakwah Habib Ahmad di Bumi Kelumpang sebagaimana para habaib dalam menyiarkan agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam.

Sehari sebelumnya, Syairi Mukhlis beserta jajaranya juga menghadiri peringatan Haul ke 14 Guru KH Sulaiman Nain area MTs Darul Ulum Jl Mega Indah Desa Semayap, Kecamatan Kelumpang Utara.

Berbeda dengan haul tahun sebelumnya, peringatan wafatnya ulama kharismatik Kotabaru itu dipenuhi ratusan jemaah yang tak hanya warga Kotabaru, tapi banyak juga warga dari luar daerah.

“Saya ucapkan kepada seluruh para jemaah yang berhadir ini mudah – mudahan Allah akan membalas atas kebaikan dan kehadiran para jemaah Haul Guru kita ini,” ujar Syairi.

Sedikit yang diketahui sosok KH Sulaiman Nain, ulama Bumi Saijaan itu lahir pada 15 Agustus 1939 di Desa Sembilang, Kecamatan Kelumpang Tengah. Yang bersangkutan pernah menuntut ilmu di Pesantren Darussalam Martapura.

Guru–guru beliau diantaranya, KH Abdul Kadir Hasan, KH Salim Maruf, Syekh Seman Mulia, dan KH Nazron Thahir.

Dimasa mudanya tidak hanya mengaji di pesantren, beliau juga berkeliling mengikuti pengajian seperti Guru H Kacil, Guru H Syirajuddin dan KH Hasyim. Ia juga sempat berguru pada KH Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul.

Warisan terbesarnya adalah Yayasan Pendidikan Islam Al Muawwanah yang didiri pada Oktober 1976, Al Muawwanah dari jenjang taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Dalam kiprah dakwahnya, KH Sulaiman Nain mengalami kelelahan dan jatuh sakit pada 31 Mei 2006 silam hingga berpulang di usia 67 tahun tepatnya pada Rabu, 21 Juni 2006.

Pewarta: M. Shohib

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020