Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) terus berjuang untuk membersihkan sampah di Sungai Martapura yang tersangkut di bawah Jembatan Pangeran Antasari.

Sampah dari eceng gondok bercampur ranting dan batang pohon tersebut masih banyak terpampang di bawah Jembatan Pangeran Antasari tersebut hingga Jumat (3/1) sore.

Kabid Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) Kota Banjarmasin Hizbul Wathoni di Banjarmasin, Jumat malam mengatakan, kerja keras tim pembersih sampah sungai seharian ini sudah bisa membuka sebagian alur permukaan sungai di bawah jembatan itu.

"Slhamdulillah sore tadi (Jumat) jalur transportasi di bawah jembatan Pangeran Antasari aman, ada 2 jalur yg bisa dilalui klotok," ujarnya.

Sebelumnya, jalur klotok atau transportasi di sungai Martapura sempat tidak bisa lalu di bawah jembatan Pangeran Antasari tersebut, karena sampah yang terpampang membentuk pulau, hingga bisa dijalani orang dewasa di atasnya.

"Karena besarnya sampah yang terpampang, dan sampah dari hulu terus datang, hingga tidak bisa langsung dibersihkan semuanya," terang Thony, panggilan akrabnya.

Sampai saat ini pun, kata dia, berdasarkan pantauan di daerah sungai bagian hulu, masih banyak sampah yang akan datang ke wilayah Banjarmasin.

"Esok (Sabtu) kita lanjutkan lagi pembersihan, di bantu kapal sapu-sapu," tuturnya.

Kapal sapu-sapu merupakan kapal canggih pembersih sampah di sungai Martapura saat ini, kapal tersebut selalu di sewa pemerintah kota dan balai sungai setiap tahunnya.

"Kapal sapu-sapu mau membantu menanganinya, karena awal tahun ini belum masuk proyek sewa," tuturnya.

Dia menyatakan, pembersihan sampah yang tersangkut di bawah jembatan Pangeran Antasari tersebut tidak bisa diangkat semuanya, karena jumlahnya ratusan ton, namun diuraikan untuk dilarutkan ke bagian hilir menuju muara laut.

"Sejauh ini hanya di jembatan Pangeran Antasari yang banyak tersangkut sampahnya, di jembatan Pasar Lama dan Jembatan Dewi tidak banyak," ujarnya.

Sampah di sungai Martapura di wilayah Banjarmasin adalah sampah yang larut dari daerah bagian hulu, karena wilayah Banjarmasin dibagian paling hilir sungai Martapura yang mengalir dibeberapa kabupaten/kota tersebut.

"Karenanya penanganan ini harus bersama beberapa kabupaten/kota, kalau tidak, daerah kita terus mendapatkan kiriman sampah besar setiap tahunnya jika curah hujan di bagian hulu sangat tinggi," pungkasnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020