Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Wakapolda Kalsel) Brigjen Pol Aneka Pristafuddin berharap media harus ikut menjaga semangat persaudaraan dan semangat kerukunan.
"Semua unsur wajib menjaga suasana kondusif, termasuk pers harus jadi pendingin dan mencerahkan. Jangan sampai media menjadi ruang provokasi memecah belah masyarakat," kata Aneka di Banjarmasin, Rabu.
Pernyataan Wakapolda itu menyusul adanya laporan masyarakat baru-baru ini ke Polda terkait pemberitaan salah satu media online yang dinilai pelapor provokatif hingga mengancam persatuan.
"Saya berharap ke depannya tidak lagi muncul kasus seperti ini. Karena wartawan semua teman kita juga. Hubungan Polri dan media pun selama ini sangat baik dan saling bersinergi," tutur jenderal bintang satu itu.
Sebelumnya komitmen terjaganya kerukunan antaretnis ditunjukkan dua suku, yakni Bugis dan Dayak ketika kedua belah pihak bertemu di Polda Kalsel pekan lalu di ruang kerja Wakapolda.
Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Prof Ahmad Alim Bahri mengatakan, selama ini Kalsel dikenal daerah yang sangat aman dan kondusif. Begitu pun kehidupan warganya yang dari bermacam suku bisa saling berdampingan dalam semangat rukun dan damai.
Baca juga: SMSI Kalsel siap rangkul media online
Untuk itu, dia menampik jika ada isu-isu atau pemberitaan yang cenderung provokatif mengadu domba khususnya di Kabupaten Kotabaru.
Sementara Sukirno yang mewakili Majelis Umat Kepercayaan Kaharingan Kabupaten Kotabaru menegaskan, antara Dayak dan Bugis tidak ada masalah baik di Kotabaru khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya.
"Saya tegaskan, silaturahmi tetap terjaga dan kita berpegang pada NKRI harga mati, mari kita jaga bersama-sama," tegas pria yang tinggal di Desa Hampang, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru itu.
Baca juga: Rendahnya literasi media memudahkan penyebaran komunikasi sesat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Semua unsur wajib menjaga suasana kondusif, termasuk pers harus jadi pendingin dan mencerahkan. Jangan sampai media menjadi ruang provokasi memecah belah masyarakat," kata Aneka di Banjarmasin, Rabu.
Pernyataan Wakapolda itu menyusul adanya laporan masyarakat baru-baru ini ke Polda terkait pemberitaan salah satu media online yang dinilai pelapor provokatif hingga mengancam persatuan.
"Saya berharap ke depannya tidak lagi muncul kasus seperti ini. Karena wartawan semua teman kita juga. Hubungan Polri dan media pun selama ini sangat baik dan saling bersinergi," tutur jenderal bintang satu itu.
Sebelumnya komitmen terjaganya kerukunan antaretnis ditunjukkan dua suku, yakni Bugis dan Dayak ketika kedua belah pihak bertemu di Polda Kalsel pekan lalu di ruang kerja Wakapolda.
Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Prof Ahmad Alim Bahri mengatakan, selama ini Kalsel dikenal daerah yang sangat aman dan kondusif. Begitu pun kehidupan warganya yang dari bermacam suku bisa saling berdampingan dalam semangat rukun dan damai.
Baca juga: SMSI Kalsel siap rangkul media online
Untuk itu, dia menampik jika ada isu-isu atau pemberitaan yang cenderung provokatif mengadu domba khususnya di Kabupaten Kotabaru.
Sementara Sukirno yang mewakili Majelis Umat Kepercayaan Kaharingan Kabupaten Kotabaru menegaskan, antara Dayak dan Bugis tidak ada masalah baik di Kotabaru khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya.
"Saya tegaskan, silaturahmi tetap terjaga dan kita berpegang pada NKRI harga mati, mari kita jaga bersama-sama," tegas pria yang tinggal di Desa Hampang, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru itu.
Baca juga: Rendahnya literasi media memudahkan penyebaran komunikasi sesat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019