Komisi I Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Kalimantan Selatan yang juga membidangi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) mengharapkan, agar menjadikan peristiwa bom bunuh diri di Mapoltabes Medan, Sumatera Utara (Sumut) sebuah pembelajaran.

Sekretaris Komisi I DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Suripno Sumas SH MH mengemukakan harapan tersebut di Banjarmasin, Jumat sehubungan peristiwa bom bunuh diri di Mapoltabes Medan, Sumut belum lama ini.

Pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengharapkan pula agar peristiwa serupa pada Mapoltabes Medan tersebut jangan sampai terjadi di Kalsel yang mayoritas penduduknya Muslim dan cukup agamais/religius.

"Begitu pula pada daerah atau provinsi lain, terlebih di Sumut sendiri jangan sampai terjadi sikap yang tidak terpuji yang bukan saja berisiko bagi diri sendiri, tetapi juga bisa membahayakan orang lain/orang banyak (mungkin termasuk yang tiada berdosa," lanjutnya.

Oleh sebab itu, alumnus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tersebut menyarankan atau berharap agar pengawasan dan pengamanan lebih ketat,  dengan tetap mengindahkan nilai "human relation" (hubungan sosial kemanusiaan).

Begitu pula semua komponen masyarakat agar membantu aparat keamanan dalam melakukan pengawasan sebagai antisipasi dini kemungkinan terjadinya sikap radikalisme dan atau sejenisnya yang dapat mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita berharap Kalsel yang kini berpenduduk empat juta jiwa lebih dan tersebar pada 13 kabupaten/kota tetap kondusif, sehingga terwujud kenyamanan dalam bekerja," demikian Suripno Sumas.

RMN terduga pelaku bom bunuh diri tersebut  masuk ke Mapoltabes Medan sampai halaman dekat kantin ruang pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) sekitar pukul 08.45 wib.

Informasi dari kepolisian setempat, bahwa RMN meledakan bom yang terlilit di tubuhnya, melakukan seorang dari karena dalam pantauan CCTV tidak terlihat ada temannya.
 

Pewarta: Sukarli/Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019