Gempa bermagnitudo 5,0 mengguncang wilayah Jawa Tengah bagian selatan, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.
"Gempa berkekuatan 5,0 SR yang terjadi pada hari Senin (14/10), pukul 18.33 WIB, itu berlokasi di 8,45 lintang selatan (LS) dan 109,28 bujur timur (BT) atau 85 kilometer sebelah tenggara Cilacap dengan kedalaman 10 kilometer," katanya di Cilacap, Senin petang.
Kendati pusat gempa berada di laut, dia mengatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami sehingga masyarakat diimbau untuk tetap tenang.
Menurut dia, gempa tersebut dirasakan hingga Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) II di Bantul, Kulon Progo, Yogyakarta, Purworejo, Cilacap, dan Kebumen.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, gempa tersebut juga dirasakan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan pihaknya masih memantau dampak dari gempa yang terjadi pada Senin (14/10) petang).
"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa. Semoga tidak ada kerusakan yang terjadi," katanya.
Sementara dalam siaran persnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan bahwa hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi pada hari Senin (14/10), pukul 18.33 WIB, memiliki parameter awal magnitudo (kekuatan, red.) 5,0 SR, kemudian dimutakhirkan menjadi 4,8 SR.
Menurut dia, episentrum gempa terletak pada koordinat 8,38 LS dan 109,30 BT atau berlokasi di laut pada jarak 79 kilometer arah tenggara Kota Cilacap, Jawa Tengah, pada kedalaman 75 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menghunjam di bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault)," katanya.
Baca juga: Gempa Cilacap M 5 tidak berpotensi tsunami
Baca juga: Gempa magnitudo 5,4 guncang barat daya Enggano Bengkulu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Gempa berkekuatan 5,0 SR yang terjadi pada hari Senin (14/10), pukul 18.33 WIB, itu berlokasi di 8,45 lintang selatan (LS) dan 109,28 bujur timur (BT) atau 85 kilometer sebelah tenggara Cilacap dengan kedalaman 10 kilometer," katanya di Cilacap, Senin petang.
Kendati pusat gempa berada di laut, dia mengatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami sehingga masyarakat diimbau untuk tetap tenang.
Menurut dia, gempa tersebut dirasakan hingga Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) II di Bantul, Kulon Progo, Yogyakarta, Purworejo, Cilacap, dan Kebumen.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, gempa tersebut juga dirasakan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan pihaknya masih memantau dampak dari gempa yang terjadi pada Senin (14/10) petang).
"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa. Semoga tidak ada kerusakan yang terjadi," katanya.
Sementara dalam siaran persnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan bahwa hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi pada hari Senin (14/10), pukul 18.33 WIB, memiliki parameter awal magnitudo (kekuatan, red.) 5,0 SR, kemudian dimutakhirkan menjadi 4,8 SR.
Menurut dia, episentrum gempa terletak pada koordinat 8,38 LS dan 109,30 BT atau berlokasi di laut pada jarak 79 kilometer arah tenggara Kota Cilacap, Jawa Tengah, pada kedalaman 75 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menghunjam di bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault)," katanya.
Baca juga: Gempa Cilacap M 5 tidak berpotensi tsunami
Baca juga: Gempa magnitudo 5,4 guncang barat daya Enggano Bengkulu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019