Pasar mobil segmen niaga pikap di Kalimantan Selatan (Kalsel) terus tumbuh meskipun kondisi pasar otomotif secara keseluruhan belum cerah.

Hal itu didukung tetap stabilnya industri perdagangan, pertanian, dan perkebunan di Kalsel. Termasuk faktor peningkatan industri jasa pengiriman sebagai imbas dari pertumbuhan perdagangan online.

“Pertumbuhan ini momentum bagi kami untuk meningkatkan penjualan Gran Max Pick Up (PU) di Kalimantan Selatan, sehingga menjadi peringkat pertama, seperti daerah-daerah lain di Kalimantan,” ujar Kepala Wilayah PT Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation Kalimantan Irsal Irawan melalui rilis yang disampaikan  di Banjarmasin, Sabtu (12/10).

Berdasarkan data registrasi kepolisian (Polreg), penjualan otomotif di Kalsel selama semester pertama 2019 rata-rata 1.100 unit per bulan. Angka itu turun sekitar 13% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan terbesar dialami segmen kendaraan komersial medium up karena imbas anjloknya harga batubara.

Namun, segmen mobil pikap tetap bertahan, malah naik sedikit. Saat ini, rata-rata penjualan mobil pikap di Kalsel mencapai 200 unit, dari sebelumnya di kisaran 140 hingga 150 unit per bulan. 

Irsal menjelaskan, berdasarkan Polreg (ytd Juli 2019), rata-rata penjualan PU low di seluruh Kalimantan sebanyak 490 unit per bulan. Gran Max PU di Kalsel meraih penjualan rata-rata 146 unit per bulan dan berada di peringkat kedua segmen mobil PU low dengan pangsa pasar sekitar 21,83%.

Berbeda dari provinsi lainnya yakni Kaltim dan Kalbar di mana Gran Max PU berada di peringkat pertama. Di Kaltim, pangsa pasar Gran Max PU sebesar 65,61%, sedangkan di Kalbar sebesar 63,21%. 

“Melihat animo masyarakat Kalimantan yang tinggi terhadap Gran Max PU, kami optimistis di Kalsel juga bisa menjadi nomor satu, apalagi sejak bulan lalu kami memberikan program paket penjualan menarik,” tutur Irsal. 

Ia menjelaskan, program menarik yang diberikan yakni adanya kontrak servis gratis selama dua tahun atau 30.000 km. Belum lagi program pembiayaan dengan bunga menarik dan uang muka (DP) rendah sekitar Rp9 juta. 

Selain program tersebut, pihaknya juga gencar melakukan penetrasi penjualan ke daerah-daerah di luar kotamadya Banjarmasin. Apalagi, daerah-daerah pelosok itu merupakan pasar potensial dengan kondisi perekonomian masyarakatnya yang stabil.

“Perekonomian di kotamadya Banjarmasin turun sedikit, sedangkan di daerah-daerah di luar kotamadya malah tumbuh. Makanya saya minta ke kawan-kawan di Kalsel agar terus penetrasi keluar daerah area kotamadya,” papar Irsal.

Ia yakin, dengan berbagai langkah tersebut, hingga akhir tahun ini Gran Max PU bisa meraih pangsa pasar 50-55% dan menempati peringkat pertama di segmen PU low di Kalsel. 

Optimistis Tercapai

Sementara itu, Kepala Cabang Astra Daihatsu Banjarmasin Yohanes Erwin Anggrian mengatakan, pihaknya optimistis target pangsa pasar untuk Gran Max PU di Kalsel itu bisa terealisasi. Apalagi ada potensi market komersial yang cukup besar di segmen pick up low. 

Belum lagi program paket penjualan menarik yang ternyata diterima konsumen. Buktinya, hingga September 2019, pangsa pasar Gran Max PU sudah mencapai 40%. Ia yakin hingga akhir 2019 bisa meraih pangsa pasar di atas 50 persen, bahkan di semester pertama tahun depan bisa mencapai 60%.

“Di Kalsel, perekonomian memang stabil. Selain ditopang batubara, masih ada peternakan, pertanian, perkebunan sawit dan karet. Perdagangan juga ada. Jadi relatif stabil, tidak terpengaruh harga komoditas, seperti batubara yang saat ini tengah turun,” tutur Yohanes. 

Ia menambahkan, pasar pick up low stabil, malah naik sedikit, karena ada sektor nonbatubara yang menunjang. “Sebenarnya, sekarang ini titik terendah harga batubara, ternyata malah penjualan PU low stabil,” papar dia.

Kepala Cabang Astra Daihatsu Banjarbaru Purnomo Yuni mengatakan, selain karena program paket penjualan menarik, juga karena stok Gran Max PU selalu tersedia. 

Daihatsu bersama dua diler resmi di Banjarmasin juga melakukan ekspansi dengan mendekatkan diri ke masyarakat di daerah-daerah. Saat ini, ada 20 pos penjualan yang tersebar di seluruh kabupaten di Provinsi Kalsel.

Pihaknya juga akan membuka jaringan bengkel bergerak dan toko suku cadang sehingga memudahkan pemilik Gran Max PU untuk perawatan kendaraannya, tanpa harus jauh-jauh dan berjam-jam ke Banjarmasin. Menurut dia, peningkatan layanan purna jual ini untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Belum lagi peran komunitas Gran Max yang menjadi word of mouth bagi citra Gran Max PU. “Mereka menjadi sahabat kita, saling menguntungkan, komunitas bisa saling sharing jika ada kerja sama bisnis di antara mrk. Di sisi kami, jika ada keluhan, bisa cepat terselesaikan,” ujarnya. 

Yohanes melanjutkan, selama ini konsumen menilai Gran Max PU tangguh dan tidak rewel. Harganya lumayan lebih murah yakni berkisar Rp 150 juta hingga Rp 163 juta, biaya servis lebih murah, hemat Bbm hingga 15 persen ketimbang merek kompetitor. Selain itu, kata dia, sasis Gran Max PU terbukti kuat, mesinnya bertenaga.

Hal itu diakui Depi Hariyanto, Kepala Cabang JNE Banjarmasin. Menurut Depi, pihaknya sudah menggunakan Gran Max PU sejak mobil itu hadir di Banjarmasin yakni awal 2007.

“Selama pakai Gran Max, sejauh ini tidak pernah ada kendala, yang penting maintenance-nya rutin dilakukan,” ujar Depi.

Ia menjelaskan, mobil Gran Max PU yang pertama mereka beli sejak 2007, hingga saat ini masih digunakan untuk operasional pengiriman barang di wilayah Banjarmasin dan sekitarnya.

“Mobil itu masih kami pakai. Mobilnya tangguh,” ujar dia.

Saat ini, JNE Banjarmasih menggunakan 20 unit Gran Max dengan varian pikap (1 unit), boks (3 unit), dan sisanya 16 unit varian Gran Max Blind Van. Seluruh Gran Max itu digunakan untuk empat kantor perwakilannya yang meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Gambut, dan Tanjung Tabalong. Rata-rata tiap unit bisa menempuh perjalanan lebih dari 200 km per hari.

Bahkan, Gran Max PU jenis boks bisa menempuh 460 km per hari, karena menempuh rute panjang. 

Menurut Depi, Gran Max cocok dan ideal digunakan untuk jasa pengiriman dalam kota. Sebab, bodinya tidak terlalu besar, sehingga mudah masuk jalan sempit.
Ia mengaku tidak pernah mengalami kendala di mesin, apalagi sasis kendaraan. Sebab, pihaknya secara rutin melakukan perawatan di bengkel resmi Daihatsu. 

Depi menambahkan, pihaknya sulit beralih ke merek lain karena memang untuk JNE di daerah-daerah lain juga menggunakan Gran Max PU, terutama varian blind van. Kendaraan itu dinilai sangat cocok untuk jasa pengiriman. 

Sebelumnya, Chief Executive Officer PT Astra International Tbk-Daihatsu Sales Operation Supranoto mengatakan, Gran Max PU hadir untuk memenuhi permintaan pelaku usaha di Indonesia.

Pihaknya memang menghadirkan setiap produk kendaraan dengan melihat kebutuhan dan kondisi masyarakat di Tanah Air. Makanya, Gran Max PU bisa diterima dengan baik oleh publik di Indonesia. 

Saat ini, Gran Max PU merupakan penyumbang terbesar kedua penjualan Daihatsu di Indonesia. 

Dari total penjualan ritel Daihatsu sepanjang Januari hingga Agustus 2019 sebanyak 13.696 unit, Gran Max PU meraih penjualan 2.989 unit atau memberi kontribusi 22%. Sigra berada di posisi teratas.

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019