Minat baca selama ini menjadi salah satu masalah besar bagi bangsa Indonesia, untuk menumbuhkannya terasa susah-susah gampang untuk dilakukan dan ketika tumbuh memerlukan upaya khusus agar tetap terawat dan terjaga.

Keberadaan Perpustakaan menjadi salah satu cara mendekatkan masyarakat untuk mengakses buku, meski saat ini perpustakaan sudah banyak tersebar diseluruh penjuru Indonesia, tapi peminatnya masih tetap orang yang itu-itu saja.

Berdasarkan data Perpustakaan nasional Indonesia 2017 frekeunsi membaca orang Indonesia rata-rata hanya tiga kali dalam seminggu dan rata-rata membaca 5 buku dalam setahun hal ini sangat berbanding terbalik dengan data pengguna internet yang hampir separuh dari penduduk Indonesia.

Hal itu yang kemudian membuat Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) melalui program perpustakaan kelilingnya rutin “jemput bola” menyusuri jalan pedesaan membawa buku berbagai genre dari sekolah ke sekolah di kabupaten Tabalong dan Barito Timur.

Total sebanyak 9 sekolah rutin dikunjungi armada perpustakaan keliling, selain itu layanan Perpustakaan ruangan tetap dilakukan setiap harinya dan layanan khusus saat event Car free Day Tabalong dilaksanakan setiap minggu IV setiap bulannya di Pendopo Bersinar Tabalong.

. (Antaranews Kalsel/Istimewa)

Seperti yang dilakukan di Minggu IV September (29/9) yang mengambil tajuk September Ceria, Perpustakaan Keliling YABN menyapa masyarakat Tabalong dengan tema “Fun Farming”. Segmen utama pengunjung Perpustakaan YABN adalah anak-anak usia sekolah dan tema ini diharapkan menjadi magnet pemikat bagi anak-anak untuk mendekat dan akrab dengan kegiatan literasi.

“Literasi yang selama ini kita pahami hanya membaca dan menulis, hal itu tidak sepenuhnya salah karena selain membaca kegiatan literasi juga meliputi literasi sains. Hal inilah yang dikenalkan YABN kepada masyarakat Tabalong melalui berbagai aktivitas perpustakaan.” ungkap Rina Ermadeni, Koordinator Bidang Pendidikan YABN.

Tercatat 120 anak mengikuti literasi sains secara bergantian, kondisi topografi Tabalong yang tidak cocok untuk peternakan sapi, membuat anak-anak antusias bermain peran sebagai peternak dan memerah susu.

Melalui 10 replika sapi, sambil tertawa riang anak-anak merasakan sensasi setiap tetes perasan susu yang keluar diakhir kegiatan perasan susu sapi yang berasal dari air tepung  ditukar dengan segelas susu yang dapat diminum mereka. Sembari menunggu giliran anak-anak yang lainnya sibuk membaca dan beraktivitas membuat hasil karya “ubur-ubur” dari piring kertas dan benang yang bertujuan melatih motoric halus dan kasar anak-anak.

Anak-anak begitu antusias membaca dan bermain selama kegiatan. Nasril, salah seorang anak peserta kegiatan mengaku sangat gembira karena bisa mendapatkan pengalaman yang sebelumnya belum pernah dirasakan.

. (Antaranews Kalsel/Istimewa)

“Seperti memerah susu sapi beneran, awalnya agak geli tapi ternyata seru..” Ungkap anak usia 5 tahun tersebut.

Sementara itu, Susanti salah satu orang tua anak mengaku senang anaknya bisa mendapatkan kegiatan belajar tambahan diluar sekolah. Dengan beragam buku yang tersedia dan permainan edukatif membuat kegiatan belajar menyenangkan untuk dilakukan.

“Senang rasanya bisa mengajak anak berkunjung kesini, bisa mengajak anak bermain hal baru sambil belajar” Ungkap Susanti.

Ia juga berharap kedepannya kegiatan ini semakin sering dilakukan dan semakin banyak lagi anak terlibat agar bisa ikut belajar sambil bermain.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019