Kebakaran hutan dan lahan di dekat bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 15 Banjarbaru berkobar lagi pada Sabtu (14/9).

Petugas gabungan TNI dan Polri dibantu pasokan air dari mobil tangki Damkar Pemkot Banjarbaru berusaha memadamkan api yang sudah sangat dekat dengan sekolah.

"Pasca terbakar kemarin, hari ini memang masih banyak lahan yang mengeluarkan asap bahkan ada yang kembali terbakar," terang Pjs Pasi Ops Kodim 1006/Martapura Kapten Inf Mujiono di lokasi.
Baca juga: Sekda semprot titik api padamkan karhutla

Berdasarkan pantauan hingga Sabtu siang , petugas terus bersiaga di sekitar kawasan areal lahan yang terbakar di Jalan Tegal Arum, Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru memang cukup luas.

Bahkan, ada beberapa rumah warga yang sempat dikepung api yang membakar lahan di sekitarnya, termasuk bangunan sekolah.

Terbakarnya lahan pada Jumat (13/9) siang nampaknya tidak benar-benar padam. Terlihat asap masih banyak muncul dan sebagian bahkan masih ada titik apinya.
Pjs Pasi Ops Kodim 1006/Martapura Kapten Inf Mujiono siaga di lahan yang terbakar di Tegal Arum Banjarbaru. (antara/foto/firman)


Mujiono mengaku, karhutla di Tegal Arum atau juga kerap disebut kawasan Guntung Damar memang jadi prioritas dalam penanggulangan pihaknya bersama tim gabungan satgas karhutla.

Mengingat asap yang ditimbulkan dari terbakarnya lahan gambut di wilayah itu dapat mengganggu penerbangan lantaran jaraknya begitu dengan dengan Bandara Syamsudin Noor.
Baca juga: Polisi selidiki karhutla di Pengayuan Banjarbaru

"Kami dari jajaran Kodim 1006/Martapura sendiri dibantu juga pasukan Yonif 623 untuk penanggulangan karhutla di sini. Atas perintah pimpinan Pak Dandim 1006/ Martapura Letkol Arm Siswo Budiarto, kami akan terus siaga mengamankan area sekitar bandara agar jangan sampai kabut asap mengganggu penerbangan," tandasnya didampingi Plh Danramil Liang Anggang Peltu Nuryanto.
Baca juga: Satgas gabungan padamkan Karhutla di Banjarbaru

Mujiono hanya berharap, pemda bisa membantu menyiapkan alat untuk penyekatan, termasuk pembuatan embung untuk sumber air yang kini semakin sulit lantaran kemarau panjang.  

Pewarta: Firman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019