Pada Senin sore di Desa Halong Kecamatan Haruai sebelah selatan 25 kilometer dari pusat kota Kabupaten Tabalong, Husaini (51) mengajak kami berjalan menyusuri perkebunan karet yang terletak tak jauh dari rumahnya. 

Kurang lebih 100 meter, ia memperlihatkan tempat pembibitan ratusan bambu yang menjadi harapan masa depan kelompoknya.

Bambu yang dikembangkan oleh Husaini dan anggota kelompok Rumpun Bambunya  tergolong jenis bambu unggul yaitu Betung Hitam, varietas yang memiliki banyak kelebihan dibanding bambu biasa ini dapat tumbuh hingga 20 meter dengan lingkar buluh 50 sentimeter.

Jenis bambu ini juga menjadi salah satu yang paling sering digunakan untuk bahan furniture dan alat musik.

 Selain itu, dinding buluh yang cukup tebal membuatnya awet dan kuat sebagai bahan konstruksi bangunan.

Termasuk  sebagai bahan produksi dan kerajinan, bambu juga memiliki manfaat lain bagi lingkungan serta dapat menjaga ekosistem air tanah.

Sistem perakaran yang sangat rapat menjadikan bambu tumbuhan dengan fungsi filtrasi alami air yang sangat baik. 

Dengan sistem perakaran tersebut pula bambu dapat menjaga kestabilan tanah.
, (Antaranews Kalsel/Istimewa)

Sebagai seseorang yang tinggal dan memiliki lahan pertanian tidak jauh dari bantaran sungai, Husaini mengisahkan sempat mengalami pengalaman yang cukup memilukan.

Lahan pertanian karet yang berada dipinggir sungai longsor dan tersapu aliran sungai hingga beberapa meter dan batang pohon karetnya hanyut terbawa ke hilir.

Hal inilah yang memupuk semangatnya beserta anggota lainnya untuk melakukan konservasi bantaran sungai dengan membibitkan bambu sebagai tanamannya.

Husaini bercerita, sebelumnya pada penghujung 2017, ia dan beberapa warga desa Halong pernah mendapat pendampingan pembudidayaan tanaman bambu oleh Nursery QHSE PT Adaro Indonesia dan pendampingan berkala dari Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN).

Dari sejumlah pendampingan ia memahami bahwa tanaman yang masih masuk dalam spesies rumput ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan dinding sungai dari abrasi karena memiliki kemampuan tumbuh yang sangat baik.

Dari pembekalan yang ia peroleh, Husaini memahami sebelum memulai tahap penanaman batang bambu muda, tanah yang telah dicampur dengan pupuk harus disiapkan setidaknya satu bulan sebelumnya untuk mengurangi jamur yang terkandung dalam tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Kemudian, sebagian besar bibit bambu yang dikembangkan dan dijual kelompoknya dimanfaatkan sebagai tanaman penyangga tepi sungai dari efek abrasi. Instansi pemerintahan dan sejumlah perusahaan swasta yang bergerak dibidang lingkungan tercatat pernah membeli bibit yang dikembangkan oleh kelompok tani ini.

Setiap bulannya Husaini dan anggota kelompok lainnya bisa membibitkan ratusan bambu dan dijual dengan harga yang cukup tinggi.

 “Alhamdulillah usaha pembibitan ini dapat menjadi upaya kami dalam mendukung restorasi lingkungan dan menjadi sumber pendapatan baru bagi kelompok tani kami," tutup Husaini.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019