Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan Danu Ismadi Saderi berpendapat bahwa struktur pembiayaan usaha peternakan unggas seperti ayam perlu diperbaiki, seperti upaya menekan harga pakan ternak,  agar keuntungan yang diperoleh peternak dapat selalu terjaga.

Pendapat mantan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banjarbaru, Kalsel, dikemukakan itu di Banjarmasin, Kamis, menanggapi persoalan harga ayam potong atau pedaging di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut belakangan ini.

Menurut wakil rakyat bergelar insinyur dan magister bidang pertanian itu, persoalan harga terbentuk dari permintaan dan penawaran, sebagaimana hukum ekonomi.

Sebagai contoh harga turun bisa terjadi karena melemahnya permintaan, sementara penawaran relatif stabil atau malah meningkat karena ada pasokan dari luar dengan alasan menstabilkan harga yang beberapa waktu lalu melonjak.

Namun yang menjadi masalah bagi peternak adalah harga jual lebih rendah dari biaya pokok, ujar anggota DPRD Kalsel pengganti antarwaktu dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut lewat telepon seluler atau WA.

"Idealnya harus ada perbaikan struktur biaya, seperti produktivitas jagung sebagai sumber pakan utama harus ditingkatkan, sehingga harga jagung bisa lebih murah tanpa merugikan petani jagung," lanjutnya menjawab Antara Kalsel.

"Dengan harga pakan murah, kemungkinan peternak ayam tidak akan merugi, kendati harga jual usaha mereka menurun," tambah Danu yang terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kalsel pada Pemilu 2019.

Mengenai istilah operasi pasar (OP), dia menerangkan, pengertiannya selama ini berupa kegiatan melakukan penjualan langsung untuk mengerem laju kenaikan harga.

Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel II/Kabupaten Banjar itu, dalam jangka pendek OP tersebut bisa saja, tetapi untuk jangka panjang tidak memungkinkan.

Begitu pula dalam masalah harga daging atau daging ayam potong/pedaging, mungkin perlu gerakan pembelian buat mendongkrak harga, yang dananya dari pemerintah untuk stok pangan olahan, demikian Danu.

Sebelumnya peternak ayam di Kalsel yang kini berpenduduk empat juta jiwa lebih tersebut mengeluhkan harga jual usaha mereka yang jauh menurun yaitu dari semula per kilogram sekitar Rp20.000 menjadi Rp15.000, dan bahkan terkadang turun lagi.

Harga daging ayam potong atau pedaging Rp15.000/kg itu berdasarkan patokan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel sebagai salah satu upaya agar peternak setempat tidak merugi dan sampai gulung tikar.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019