Wabah infeksi penyakit cacing buski (fasciolopsis) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan pernah membuat geger jagad tanah air, pasalnya kasus cacing buski ini hanya terjadi di Kecamatan Danau Panggang.

Meski kasusnya sudah berlalu cukup lama sejak terakhir ditemukan satu kasus di 2013, namun jika terjadi kelengahan pemerintah tidak menutup kemungkinan kasusnya bisa balik lagi.

Mengantisipasinya, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dibantu Kementerian Kesehatan secara rutin dan berkala mengambil sampel tinja di beberapa desa yang epedemi terjadinya kasus infeksi cacng buski.

"Setiap tahun dilakukan pengambilan sampel tinja oleh balai penelitian dan pengembangan kesehatan Tanah Bumbu dan balai besar teknik kesehatan lingkungan Banjarbaru, bahkan ada juga peneliti dari pusat datang mengambil sampel untuk diteliti," ujar Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes HSU Masbudianto di Amuntai, Jum'at.

Masbudianto mengatakan, Dinkes HSU selalu turut ikut mendampingi dan membantu pengambilan sampel dan mendapatkan data laporan hasil survey dan penelitian sehingga bisa memastikan tidak ada lagi terjadi wabah atau pun kasus infeksi cacing buski di HSU.

Baca juga: Aditya dan Tina Singkirkan 28 calon Naga

Masbudianto mengatakan, survey penyebaran cacing buski di wilayah Kabupaten HSU sebenarnya sudah sejak 2001 dilakukan oleh Dinas Kesehatan.

"Selain di Kecamatan Danau Panggang, kasus cacing buski juga ditemukan disejumlah desa di Kecamatan Babirik, "terangnya.

Saat itu, katanya banyak masyarakat yang terinfeksi cacing buski karena kebiasaan masyarakat buang tinja di rawa, mengkonsumsi sayur mentah dan beraktivitas di perairan rawa seperti mandi, gosok gigi, cuci piring dan sebagainya.

"Terakhir di 2013 hanya ditemui 1 kasus, setelahnya kita tidak ada lagi menemukan laporan dari puskesmas terkait pasien yang terinfeksi cacing buski ini," katanya.

Berkurangnya kasus warga yang terinfeksi cacing buski berkat gencarnya promosi dan sosiliasasi kesehatan serta pembangunan berbagai sarana kesehatan, sanitasi dan air bersih.

Baca juga: HSU terfavorit masak serba ikan se-Kalsel

Pemerintah juga membangun banyak titian jalan agar anak-anak tidak perlu lagi sekolah menggunakan sampan. Sehingga interaksi mereka dengan tanaman dan air rawa yang kemungkinan membawa bibit cacing buski juga bisa dikurangi.

"Kalau dulu anak-anak di daerah danau panggang suka makan buah teratai yang tumbuh di rawa, kadang juga meminum airnya jika haus, sekarang sudah tidak lagi," kata Masbudianto.

Kasus cacing buski mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat sejak kasus cacing buski ditemukan di HSU sehingga jika terjadi laporan kasus segera cepat diatasi.

Baca juga: Perkumpulan Juken se Kalsel gelar pertemuan di Amuntai
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019