Bupati Kapuas Hulu Abang Muhammad Nasir meminta seluruh desa di daerah itu membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di pedesaan.
 
"Manfaat Dana Desa untuk mengelola potensi unggulan di desa untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui BUMDes," kata dia di Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Senin.
 
Dia mengatakan banyak potensi desa yang dapat dikembangkan, tinggal bagaimana pihak desa mampu membaca peluang tersebut.
 
Menurut dia, potensi unggulan di berbagai desa itu termasuk hasil pertanian, perikanan, serta perkebunan.
 
Nasir mengatakan di 278 desa, empat kelurahan yang tersebar di 23 kecamatan di Kapuas Hulu masih memiliki lahan yang cukup luas untuk dikelola masyarakat.
 
"Salah satu potensi ekonomi yang sudah dikembangkan, yaitu produk tepung tapioka dari ubi kayu dan bidang perikanan hasil olahan ikan, yaitu kerupuk basah dan kerupuk kering," kata dia.
 
Produki tepung tapioka dan mokaf di Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah untuk kebutuhan lokal, kata dia, bahkan masih belum cukup.
 
"Untuk Desa Suka Maju sudah memiliki mesin olahan dan kualitas tepung tapioka itu juga tidak kalah oleh tepung tapioka dari luar Kapuas Hulu," ucap dia.
 
Di bidang perikanan, kata Nasir, hampir di setiap kecamatan, masyarakat membuat kerupuk basah dan kerupuk kering, terutama daerah pesisir Kapuas.
 
Bahkan, kerupuk basah yang merupakan makan khas Kapuas Hulu itu, sudah menuju pemasaran nasional maupun untuk tamu-tamu negara tetangga.
 
"Saya yakin masyarakat pedesaan bisa lebih sejahtera jika masing-masing desa mengelola potensinya dengan serius melalui BUMDes," kata dia.
 
Terkait dengan potensi daun kratom, menurut Nasir, saat ini memang salah satu pendongkrak ekonomi masyarakat setempat setelah anjloknya harga karet.
 
"Selagi kratom tidak dilarang silakan saja, karena memang daun kratom cukup menjanjikan, persoalan kratom itu juga sudah kami bahas bersama kementerian terkait," kata Nasir.

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019