"Kita sudah melakukan pemeriksaan sapi-sapi kurban yang datang ke daerah kita ini. Hasilnya tidak ada yang membawa bibit penyakit, artinya aman untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha nanti, dan layak kosumsi," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Banjarmasin Doyo Pudjadi di Banjarmasin, Jumat.
Dinas Pertanian, kata Doyo, telah melibatkan lima dokter hewan dan 15 orang paramedis serta puluhan petugas untuk mengawasi sapi kurban.
"Kalau kita ketahui ada sapi yang mengidap sakit atau cacat, tidak kita beri rekomendasi untuk dikurbankan," ujarnya.
Dia menyatakan tim ini juga akan memeriksa daging kurban untuk meneliti daging kurban yang akan dibagikan kemasyarakat untuk dipastikan kesehatannya.
"Yang dikawatirkan itu, sapi yang disembelih mengandung cacing hati. Itu sangat membahayakan kesehatan bila dikonsumsi," ucapnya.
Dia mengutarakan sapi-sapi yang ada di Kota Seribu Sungai itu berasal luar daerah, yakni dari Bali, Madura, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sehingga sebelum dipasarkan kemasyarakat, pihaknya akan memeriksa dalu.
"Kita datangi kandang-kandang sapi kurban. Kita lakukan pemeriksaan dengan teliti, dan diberi surat rekomendasi kalau memang dinyatakan memenuhi syarat, tidak sakit dan cacat," terangnya.
Doyo menyatakan kebutuhan sapi kurban di ibu kota provinsi ini diperkirakan mencapai 5.000 ekor sebagaimana tahun lalu yang mencapai 5.400 ekor habis.
"Tapi memang, tahun ini karena harga sapi mahal, menurut informasi para pedagang sapi penjualan menurun hingga 20 persen, artinya tidak mencapai sampai 5.000 ekor terjual hingga kini," ujarnya.