Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan H Iberahim Noor mengharapkan, pembangunan Jembatan Sungai Puting di Kabupaten Tapin segera selesai, sehingga fungsional Idul Fitri mendatang.
Wakil rakyat bergelar sarjana ekonomi dari Partai NasDem asal "Bumi Ruhui Rahayu" Tapin itu mengemukakan harapan tersebut menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Rabu.
Pasalnya, ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu, Jembatan Sungai Puting tersebut sudah sejak lama menjadi dambaan masyarakat.
Karena, menurut laki-laki kelahiran 1948 itu, keberadaan Jembatan Sungai Puting yang berada pada lintasan jalan nasional (negara) akan mempercepat hubungan antara daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel dengan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Banua Anam atau daerah hulu sungai Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, HSS, HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Selain itu, bisa semakin membuka keterisolasian, serta mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, terutama ekonomi kerakyatan, tutur laki-laki berbintang Taurus tersebut menjawab Antara Kalsel.
Mengenai informasi PT Antang Gunung Meratus (AGM) yang mengambil alih tanggung jawab pembangunan Jembatan Sungai Puting itu sudah memulai pelaksanaan, wakil rakyat asal "Bumi Ruhui Rahayu" Tapin tersebut mengapresiasi.
"Memang informasi dari kawan-kawan di lapangan, sekarang sedang pemasangan tiang pancang Jembatan Sungai Puting tersebut di seberang-menyeberang (berseberangan) mengarah ke tengah sungai itu," ujarnya.
"Walau perusahaan pertambangan batu bara itu mengambil alih pembangunan Jembatan Sungai Puting tersebut, pihak Balai Besar Jalan dan Jembatan Wilayah Kalimantan selaku perpanjangan tangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat jangan lepas tanggung jawab," lanjutnya.
Semula Kementerian PUPR melalui program Balai Besar Jalan dan Jembatan Wilayah Kalimantan yang membangun Jembatan Sungai Puting tersebut, tetapi rancang bangun membuat angkutan batu bara tidak lewat.
Sementara anggaran dari pemerintah tidak mungkin memenuhi rancang bangun sebagaimana keinginan perusahaan pertambangan tersebut, sehingga pembangunan Jembatan Sungai Puting menjadi berlarut-larut sampai beberapa tahun.
Oleh karenanya, masyarakat pelintas jalan nasional dari Tapin ke Marabahan, ibu kota Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel tersebut mau menyeberang Sungai Puting selama ini menggunakan ponton (penyeberangan tradisional).
Jembatan sungai puting kalsel diharapkan segera selesai
Rabu, 13 Februari 2019 9:19 WIB