Banjarmasin (ANTARA) - Khatib Tuan Guru Haji Muhammad Syaukani menyatakan salah anggapan Shafar bulan sial bagi kehidupan manusia, dalam khutbahnya di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), sebelum shalat Jum'at.
Tuan Guru dari Pondok Pesantren Rasyidiah Khalidiah (Ponpes Rakha) Amuntai (185 km utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel) tersebut menyatakan Shafar bukan bulan sial dengan mengutip kandungan Al Qur'an dan Hadits Rasulullah Muhammad saw.
"Sebagaimana kandungan Al Qur'an : bahwa setiap bencana atau kejadian sudah tertulis di 'Luh Mahfuz" atau Allah SWT yang mengatur semua itui," kutip Tuan Guru yang sudah tergolong sepuh tersebut.
Ia menambahkan, sebagaimana Hadits Rasulullah saw riwayat Buchari, bahwa tidak ada wabah karena sesuatu, melainkan memang sudah ketentuan Allah SWT.
Sebagai contoh dari kepercayaan orang-orang zaman jahiliyah (kebodohan/keterbelakangan kalau seseorang saat keluar rumah ada burung terbang melintas sebelah kanan bakal mendapatkan keberuntungan.
Begitu pula sebaliknya, kalau burung melintas sebelah kiri tanda pirasat buruk akan terjadi berdasarkan kepercayaan orang-orang zaman jahiliyah tersebut tanpa dasar, lanjut Tuan Guru Syaukani mengutip cerita masa lalu.
"Contoh lain yang tak perlu kita percaya yaitu kalau burung hantu 'hinggap' (mampir) pada sebuah rumah. Rumah atau di rumah itu bakal ada sesuatu yang buruk," tambah Tuan Guru dari "kota bertaqwa" Amuntai tersebut.

Dengan mengutip keterangan Habib Abu Bakar, Tuan Guru dari Ponpes Rakha Amuntai menceritakan perlakuan Rasulullah saw sebagai pembuktian bahwa Shafar bukan bulan sial atau penuh kesialan antara lain Nabi Muhammad saw menikahkan anak Beliau yang bernama Fatimah dengan Ali bin Abu Thalib pada bulan Shafar.
"Bahkan Rasulullah saw sendiri menikahi Siti Chadidjah pada bulan Shafar, " demikian Tuan Guru HM Syaukani sembari mengingatkan/menegaskan, bahwa pada bulan Shafar tersebut, keberkahan bagi yang taat, kesialan bagi yang maksiat.
Sebagai catatan Rakha ponpes tertua di daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), HSU, Balangan dan Kabupaten Tabalong yang berbatasan dengan Kalimantan Timur (Kaltim) tempat Ibu Kota Nusantara (IKN).
