Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan membahas sebanyak tujuh kajian strategis dari hasil penelitian untuk masa depan kota yang lebih maju dalam berbagai sektor
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdakot Banjarmasin Taufik Rivani di Banjarmasin, Senin, menyampaikan, pembahasan tersebut dalam rangkaian sosialisasi dan diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan (Kalitbangan) tahun 2025 yang jumlahnya ada tujuh kajian.
"Tujuh kajian ini akan dibahas lebih lanjut dan diintegrasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja (Renja) pemerintah daerah," ujarnya.
Dipaparkan dia, tujuh hasil penelitian dan kajian diharapkan bisa mengubah arah kebijakan pembangunan kota dalam beberapa tahun ke depan.
Salah satu kajian yang dibahas, ujar Rivani, adalah mengenai naskah akademik rancangan peraturan daerah tentang produk unggulan daerah. Kajian ini menilai potensi produk lokal yang dapat menjadi daya tarik ekonomi dan destinasi wisata.
Penelitian ini, lanjut dia, juga akan menjadi dasar untuk mendorong pembangunan sektor ekonomi lokal yang lebih inklusif.
"Produk unggulan daerah yang dimaksud bukan hanya untuk meningkatkan daya saing ekonomi, tapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah tersebut," terang Rivani.
Kemudian, ungkap dia, kajian potensi ekonomi limbah kayu untuk wisata yang dapat membuka peluang ekonomi baru di sektor pariwisata.
"Limbah kayu yang selama ini dianggap sampah, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi salah satu produk wisata yang menguntungkan, menghidupkan ekonomi kreatif dan memperkenalkan keberagaman budaya kita," ujarnya.
Tidak hanya sektor ekonomi, kata dia, kajian tentang pelestarian warisan budaya kota, khususnya yang berkaitan dengan kajian pelestarian warisan budaya Kota Pusaka Banjarmasin.
Selain itu, kajian mengenai evaluasi kepatuhan terhadap peraturan daerah terkait bangunan juga menjadi perhatian penting.
"Bangunan-bangunan yang tidak sesuai dengan peraturan berisiko menciptakan kerusakan lingkungan, baik dari sisi estetika maupun keselamatan. Oleh karena itu, kita harus tegas dalam penegakan aturan," ucapnya.
Adapun kajian strategis terkait mobilitas penduduk, ungkap Rivani, karena ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola mobilitas penduduk berdasarkan kepadatan aktivitas di berbagai titik kota, yang sangat penting dalam merencanakan pembangunan infrastruktur transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Kita harus memastikan bahwa perencanaan transportasi tidak hanya mengikuti perkembangan jumlah penduduk, tetapi juga memperhitungkan kepadatan aktivitas di titik-titik tertentu. Tanpa data yang jelas, kita bisa salah langkah dalam merancang infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat," ujarnya.
Dia pun menyampaikan, kajian-kajian strategis untuk masa depan kota ini dirancang pula agar selaras dengan program prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin terpilih.