"Memang sebelumnya ada wacana membangun `crumb rubber` mini namun setelah kami analisa tidak sejalan dengan Gerakan Masyarakat Meningkatkan Mutu Karet atau Gemas Mekar yang dicanangkan dua tahun lalu," jelas Anang di Tanjung, Rabu.
"Crumb rubber" merupakan satu jenis karet hasil penyadapan dari pohon karet menjadi setengah jadi dan dijual sebagai bahan baku. Crumb rubber berasal dari bongkahan-bongkahan karet mentah yang dipres menjadi lembaran lalu dipotong menjadi potongan-potongan kecil.
Anang menyebutkan Gemas Mekar merupakan cara yang paling murah dan efektif dalam rangka meningkatkan mutu karet dengan menghasilkan Bahan Olahan Karet (Bokar) berupa lembaran bukan lagi lump mangkok yang kadar kekeringannya masih rendah.
Ia menyatakan saat ini sejumlah Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) di Kabupaten Tabalong mulai konsen dalam peningkatan mutu karet di antaranya di Kecamatan Haruai dan Muara Uya.
"Sekarang sejumlah UPPB sudah bisa memproduksi karet dengan kadar kekeringan 60 sampai 65 persen dan diharapkan petani lainnya bisa menghasilkan bokar dengan tingkat kekeringan yang lebih tinggi," jelas Anang.
Sebelumnya kelompok petani karet yang sudah mengembangkan bokar bersih yakni "Pelita Abadi" Desa Masingai I, "Mufakat" Desa Usih, "Gawi Bersama" Desa Bongkang, "Jawa Utama" Desa Catur Karya, "Morang" Desa Nawin dan "Gawi Sabumi" Desa Halong.
Dimana himbauan bahan olahan karet bersih telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2008.