Kepala Badan Pusat Statisik Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Rabu mengatakan, kenaikkan NTP akibat indeks harga hasil produksi pertanian lebih besar dibanding harga barang/jasa.
"Kenaikkan disebabkan indeks yang diterima petani mengalami kenaikkan sebesar 0,74 persen dibanding indeks yang dibayar petani yakni sebesar 0,08 persen," ujarnya.
Ia mengatakan, jika dilihat masing-masing subsektor maka tiga subsektor pertanian mengalami kenaikkan dan dua subsektor pertanian lainnya mengalami penurunan nilai tukar.
Disebutkan, subsektor mengalami kenaikkan adalah subsektor holtikultura 2,23 persen, tanaman perkebunan rakyat 1,64 persen dan subsektor peternakan sebesar 1,38 persen.
"Subsektor mengalami penurunan yakni subsektor tanaman pangan sebesar 0,44 persen dan subsektor perikanan yang turun sebesar 0,39 persen," ujarnya disampingi Kabid Statistik Arih Dwi.
Menurut dia, kenaikkan subsektor holtikultura sebesar 2,23 persen karena naikknya harga komoditas kelompok sayur-sayuran, kelompok buah-buahan dan tanaman obat (jahe dan kencur).
Kenaikkan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,64 persen karena naiknya komoditas kelapa, karet, dan sawit disamping kenaikkan indeks rumah tangga sebesar 0,14 persen.
Subsektor peternakan yang naik disebabkan naiknya harga komoditas ternak besar 2,28 persen, ternak kecil 1,31 persen, unggas 1,02 persen dan komoditas hasil ternak 1,22 persen.
Sementara, penurunan subsektor tanaman pangan disebabkan turunnya indeks pada kelompok padi sebesar 0,52 persen dan kenaikkan indeks kelompok rumah tangga 0,11 persen.
Sedangkan penurunan subsektor perikanan sebesar 0,39 persen karena indeks kelompok penangkapan ikan komoditas ikan gabus, papuyu, bawal, ikan manyung dan cumi-cumi.