Prancis sempat tertinggal di babak pertama melalui gol Ibrahim Diarra pada menit ke-45+3. Namun, Les Bleus bangkit di babak kedua dengan mencetak dua gol melalui Yvann Titi (55') dan Ismail Bouneb (69') setelah Mali bermain dengan 10 orang sejak menit ke-54.
Mali memulai laga dengan mengambil inisiatif permainan sejak awal. Anak-anak asuh Soumaila Coulibaly itu langsung mendapatkan peluang emas di 10 menit pertama melalui sepakan jarak dekat Ibrahim Diarra pada menit keempat dan tendangan Ibrahim Kanate pada menit kesembilan saat sudah berhadapan one on one dengan kiper.
Namun, sayangnya, dua peluang emas itu gagal berbuah gol setelah Paul Argney menunaikan tugasnya dengan baik untuk menjaga gawang Prancis tetap perawan sepanjang Piala Dunia U-17 2023.
Tak ingin ketinggalan, Prancis ikut mengancam pada menit ke-17 melalui Mathis Lambourde yang tendangan kaki kirinya masih ditepis kiper Bourama Kone.
Memasuki menit ke-34, Argney kembali melakukan penyelamatan gemilang dengan mematahkan peluang Kanate yang lolos dari pengawalan dua bek. Namun, penampilan gemilang Argney di bawah mistar tidak bertahan lama karena kiper klub Le Havre AC itu melakukan kesalahan yang berujung kebobolan pada menit ke-45+3.
Argney gagal menghalau crossing pemain Mali dengan baik sehingga bola tepisannya malah mengarah ke Diarra yang berdiri bebas di depan gawang.
Kapten Mali itu pun dengan mudah menyontek bola dan mencatatkan namanya sebagai pemain pertama yang membobol gawang Les Bleus di Piala Dunia U-17. Mali menutup 45 menit pertama dengan keunggulan 1-0.
Baca juga: Piala Dunia U-17 - Jerman ke final, tumbangkan Argentina 4-2
Pada babak kedua, laga berjalan sebaliknya, Prancis tak berhenti memberi serangan, sedangkan Mali cenderung bermain bertahan setelah kehilangan satu pemainnya Souleymane Sanogo yang terkena kartu merah pada menit ke-54.
Setelah hukuman kartu merah untuk pemain Mali, Prancis mendapatkan tendangan bebas. Les Bleus memanfaatkan kesempatan itu dengan baik untuk menyamakan skor ketika Yvann Titi mencetak gol melalui sundulan kencang setelah memanfaatkan umpan Ismail Bouneb.
Saat laga memasuki menit ke-68, armada Jean-Luc Vannuchi kemudian berbalik unggul dengan skor 2-1. Prancis mendapatkan kesempatan tendangan bebas tepat di depan kotak penalti Mali. Ismail Bouneb yang ditunjuk sebagai eksekutor dengan baik mengeksekusi bola yang memperdaya Kone untuk kedua kalinya.
Berselang tiga menit, Lambourde hampir membawa Prancis semakin unggul ketika ia tinggal berhadapan dengan kiper. Namun, sayangnya tendangan striker bernomor punggung 9 itu tidak menemui sasaran.
Walaupun bermain dengan 10 pemain, Mali tidak menyerah. Tim runner-up Piala Dunia U-17 2015 itu terus berusaha memanfaatkan kesempatan sekecil apa pun untuk menembus pertahanan Prancis, salah satunya saat tendangan bebas Hamidou Makalou pada menit ke-88 membentur mistar gawang.
Namun hingga wasit meniup peluit panjang, tidak ada gol tambahan yang tercipta dan Prancis maju ke partai final untuk menantang Jerman U-17. Prancis mengobati kekecewaan pada edisi terakhir karena mereka gagal di semifinal setelah ditaklukkan tim yang di akhir turnamen menjadi juara, Brazil dengan skor 2-3.
Mali akan menjalani laga perebutan tempat ketiga melawan Argentina yang di partai semifinal dikalahkan Jerman melalui adu penalti dengan skor 4-2 setelah sama kuat 3-3 pada waktu normal.
Berikut susunan pemain kedua tim:
Prancis U-17: Paul Argney, Yvann Titi, Nhoa Sangui, Bastien Meupiyou, Joachim Kayi Sanda, Mathis Lambourde, Ismael Bouneb, Tidiam Gomis, Aymen Sadi, Fode Sylla, Mathis Amougou
Pelatih: Jean-Luc Vannuchi
Mali U-17: Bourama Kone, Moussa Traore, Hamidou Makalou, Souleymane Sanogo, Issa Traore, Sekou Kone, Ibrahhim Diarra, Ange Martial Tia, Ibrahim Kanate, Baye Coulibaly, Mahamoud Barry
Pelatih: Soumaila Coulibaly
Baca juga: Pelatih Jerman bangga timnya melaju ke final Piala Dunia U-17
Baca juga: Erick Thohir prediksi semifinal Piala Dunia U-17 berlangsung dramatis
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati