Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Wakil Wali Kota Banjarmasin Hermansyah menilai kondisi sarana Rumah Potong Unggas (RPU) milik pemerintah kota berlokasi di jalan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Selatan, kondisinya memprihatinkan.
Dia menyatakan itu setelah melakukan peninjauan langsung ke RPU Basirih itu, Kamis, dan di sana para pedagang dan pemotong unggas menyampaikan keluhan kepadanya terhadap sarana RPU yang dianggap kurang layak lagi.
"Ya, saya lihat sendiri kondisinya memang memprihatinkan RPU itu, sebab atapnya ada yang bocor, pembuangan limbahnya kurang baik, demikian juga keamanannya yang sepertinya kurang terjamin," ujarnya di balaikota Banjarmasin.
Dari keluhan yang dia tampung, tutur Hermansyah, para pedagang yang sudah melakukan kegiatan di sana sangat mengharapkan adanya perbaikan di RPU itu, sebab mereka sudah mentaati aturan dengan tidak berkegiatan lagi di luar RPU.
"Saat kita di sana, ada pula para pedagang dan pemotong unggas yang masih berkegiatan di luar RPU, misalnya pedagang di Pasar Antasari, mereka tidak ingin masuk ke RPU kalau sarananya masih demikian," bebernya.
Hal ini, kata Hermasnyah, menjadi tugas bagi pemerintah kota untuk membenahinya, hingga dirinya memerintahkan instansi terkait untuk segera berkoordinasi dengan instnasi lainnya agar sedapatnya melakukan perbaikan RPU itu dengan baik dan standar.
Sehingga, ujar dia, penegakan Perda nomor 1 tahun 2011 tentang larangan unggas masuk kota dapat dijalankan dengan baik, di mana pemerintah kota memang sudah memiliki sarana yang baik pula untuk pelayanannya.
"Karena masih memprihatinkan kondisi RPU ini, maka sementara ini kita beri despensasi dulu bagi pedagang dan pemotong unggas di luar RPU berkegiatan, demikian itu keputusan saya," tegasnya.
Hermasnyah menginginkan, para pedagang dan pemotong unggas mau semuanya nanti dengan kesadaran akan mematuhi peraturan wajib berkegiatan di RPU, namun tentunya dengan sarana yang baik diberikan pemerintah, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga maksimal didapatkan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin Doyo Pudjadi mengungkapkan, setiap harinya unggas yang didatangkan ke Banjarmasin ini berkisar 30-40 ribu ekor, di mana angkutan unggas tidak diperbolehkan lagi langsung masuk kota, semuanya harus masuk RPU.
Dia mengungkapkan, ada lebih 300 pedagang unggas di kota ini yang berkegiatan di RPU, di mana sebagian kecilnya masih ada yang berkegiatan di luar RPU.
"Kemarin kita lakukan razia tempat pemotongan unggas di luar RPU, kita dapati ada sekitar lima titik yang besar atau berkegiatan di atas lima ratus ekor perharinya, makanya kita peringatkan untuk segera masuk RPU," bebernya.
Dia pun mengakui, masih perlu penambahan sarana lagi di RPU itu, utamanya tempat pemotongan unggas dan pengandangannya, demikian juga tempat limbahnya, karenanya akan dilakukan secara bertahap.
Wawali : RPU Memprihatinkan
Jumat, 9 September 2016 10:36 WIB
Ya, saya lihat sendiri kondisinya memang memprihatinkan RPU itu, sebab atapnya ada yang bocor, pembuangan limbahnya kurang baik, demikian juga keamanannya yang sepertinya kurang terjamin,