Derasnya angin yang berembus dan gelap gulitanya sungai tak menyurutkan niat dari Satuan Polisi Perairan (Satpolair) Polresta Banjarmasin untuk menjalin keakraban dengan masyarakat nelayan dan pesisir sungai untuk menggelar acara sahur susur sungai.
Bermodalkan empat speed patroli para anggota berseragam biru itu turun untuk mengarungi dinginnya malam di Sungai Barito hingga Sungai Martapura di daerah yang dikenal dengan julukan "Kota Seribu Sungai" itu.
"Kegiatan sahur susur sungai ini kami laksanakan guna menjalin keakraban polisi dan masyarakat serta memberikan efek positif bahwa polisi tetap hadir di tengah-tengah masyarakat walau di atas perairan," kata Kasat Polair Polresta Banjarmasin AKP Untung Widodo Sst di Banjarmasin.
Kegiatan yang dibungkus dalam program Sahur On The River atau Sahur Susur Sungai itu digelar mulai pukul 03.00 Wita hingga usai Salat Subuh.
Satu per satu nelayan yang mencari ikan dengan cara memancing itu disambangi oleh speed patroli bukan untuk diperiksa, melainkan diberi nasi kotak buat mereka bersahur di atas perahu kecil yang digunakan.
Pria berbadan tegap penyuka olahraga futsal itu dengan sigap duduk di depan speed memimpin anak buahnya untuk melaksanakan kegiatan ibadah dengan peduli terhadap nelayan yang mencari ikan.
Terlihat betapa senangnya para nelayan dan satu per satu mulai mendekati speed patroli yang membagikan makanan berupa nasi kotak untuk sahur.
"Terima kasih Pak, semoga kegiatan Bapak Polisi menjadi berkah dan Allah akan membalas amal dan kebaikan Bapak Polisi," tutur seorang nelayan kepada polisi yang membagikan nasi kotak di atas Sungai Barito itu.
Kasat Polair yang biasa disapa Untung mengatakan, "Kami bagikan nasi kotak kepada para nelayan itu agar nantinya mereka bisa bersahur dan berpuasa, dan tidak meninggal perintah wajib dari Allah walau sedang mencari nafkah.
Pria yang akrab dengan awak media itu juga mengatakan bahwa sahur susur sungai itu berakhir di Siring Tandean yang berjarak lebih kurang 5 km dari Markas Polair Banjarmasin.
Akhir acara sahur susur sungai itu berada di siring Tandean yang berlakosi di Jalan Piere Tandean Banjarmasin Tengah.
Lokasi tersebut sudah disiapkan acara sahur bersama dengan beberapa komunitas, di antaranya Komunitas Kamtibmas Perairan, Komunitas Masyarakat Peduli Sungai, dan para pedagang pasar terapung yang sudah menunggu di siring tersebut.
"Kami bersama PT MBSS membagikan 50 nasi kotak untuk masyarakat di pesisir serta nelayan dan sekitar 150 orang makan pakai alas daun pisang saat sahur bersama di siring Tandean," ujarnya.
Sadar Kamtibmas
Selain menambah keakraban dengan masyarakat nelayan, tujuan acara Sahur on the River itu untuk memberikan pengertian dan menyampaikan kepada masyarakat agar sadar akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat untuk menjadi polisi bagi diri sendiri.
"Kegiatan sahur bersama dengan warga Kota Banjarmasin ini sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat menjadi polisi bagi dirinya sendiri sebagaimana konsep Polmas (Perpolisian Masyarakat)," ujar Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol. Drs. Wahyono, M.H. di Banjarmasin.
Tujuan acara tersebut selain menjalin silaturahmi dengan warga, juga meningkatkan kesadaran agar bisa menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), khususnya di wilayah perairan Banjarmasin.
Bukan itu saja, Polri juga lebih dituntut untuk menjalin kemitraan dengan semua unsur serta selalu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk kebersamaan.
Sahur bersama dalam acara Sahur on the River itu untuk mempererat tali silaturahmi dengan pedagang pasar terapung, komunitas kelotok wisata, pencinta lingkungan agar makin terjalin keakraban dan selalu mendukung tugas tugas kepolisian untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di lapangan.
"Kegiatan seperti ini harus rutin dilakukan untuk memperat jalinan kasih polisi dengan para Komunitas Pedagang Pasar Terapung dan Kelotok Wisata," kata orang nomor satu di jajaran Polresta Banjarmasin itu.
Mantan Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Merto Jaya juga mengatakan bahwa polisi selalu berharap masyarakat bisa membantu dan bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menjaga, menciptakan, serta memelihara keaman dan ketertiban di kota ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin Iwan Fitriady mengatakan bahwa kegiatan itu luar biasa dan baru pertama kali dilakukan. Dalam hal ini Dinas Pariwisata siap mendukung setiap program kepolisian.
"Kami berterima kasih kepada AKP Untung Widodo sebagai penggagas pertama kali kegiatan ini walau sederhana, hasilnya luar biasa karena bisa menciptakan keharmonisian seluruh elemen komunitas masyarakat di dalamnya," tutur Kepala Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin.
Menurutnya, sahur susur sungai merupakan model baru dalam atraksi wisata yang berada persis di lokasi destinasi wisata Pasar Terapung yang merupakan lokasi yang sudah dikenal luas di Kalsel maupun Nusantara.
"Kita berharap atraksi-atraksi wisata semacam itu harus digali dan diciptakan untuk menambah kesemarakan lokasi yang kini terus dipromosikan sebagai wisata andalan kota Banjarmasin ini," kata Iwan Fitriady.
Pasar terapung adalah lokasi objek wisata andalan yang dikunjungi hampir 5.000-an orang setiap minggu. Lokasi ini menarik lantaran kekhasan tersendiri. Para pedagang mengenakan kostum tradisional dengan bertopi lebar (tanggui) berjualan di lokasi tersebut.
Sementara itu, barang dagangan yang dijual sebagian besar adalah hasil alam setempat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, aneka ikan air tawar dan rawa, penganan tradisional, kue kering lokal, serta kuliner-kuliner khas setempat.
Kuliner yang banyak dijajakan pedagang, antara lain, ketupat kandangan, laksa, lupis, jagung rebus bajarang banyiur, jaring, bubungko, pais, pundut nasi, ketupat balamak, lapat, nisan bacucuk paring, nasi kuning, dan soto Banjar.
Para pedagang ini berasal dari desa-desa pinggiran Kota Banjarmasin serta dari kabupaten lainnya yang datang ke lokasi ini tengah malam dengan mengayuh jukung atau sampan.
Hasnah (50), pedagang, mengaku dari Lok Baintan Kabupaten Banjar datang ke lokasi itu menjual dagangan hasil alam, seperti keladi, ubi jalar, daun singkong, kembang tegarus, pisang masak, jantung pisang, ikan sepat, dan siput hailing.
"Lumayan Pak, jika nasib baik, dagangan ini cepat ludes dibeli pengunjung, biasanya yang suka membeli selain pengunjung lokal tidak sedikit dari wisatawan nusantara dan mancanegara, hingga keuntungan bisa mencapai Rp200 ribu per hari," tuturnya.
Ia berharap objek wisata seperti itu bisa terus dipertahankan, baik dari segi keamanan maupun kenyamanan pengunjungnya, untuk sadar kamtibmas karena di sini tempat bertemu dan menjalin keakraban bersama.