Washington (ANTARA) - Dolar Amerika Serikat menguat terhadap mata uang utama lain pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), saat euro dan sterling turun tajam di tengah kegugupan yang berkepanjangan atas penularan kondisi bank-bank AS ke Eropa.
Saham perbankan anjlok di Eropa dengan Deutsche Bank dan UBS Group dihantam oleh kekhawatiran bahwa masalah terburuk yang melanda sektor ini sejak krisis keuangan 2008 belum teratasi.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingannya naik 0,536 persen menjadi 103,140, dengan euro turun 0,71 persen menjadi 1,0753 dolar.
"Selama bertahun-tahun, setiap kali ada masalah yang dirasakan atau aktual yang terlihat seperti mengakar, orang pergi ke dolar, dan saya pikir mungkin hanya itu yang ada sekarang," kata Joseph Trevisani, analis senior di FXStreet.com.
Penghindaran risiko juga mengirim sterling 0,53 persen lebih rendah menjadi 1,222 dolar, meskipun data menunjukkan ekonomi Inggris akan tumbuh pada kuartal pertama dan kepercayaan meningkat.
Baca juga: Emas jatuh 12,10 dolar karena ambil untung setelah "greenback" menguat
Baca juga: Rubel Rusia melemah terhadap dolar setelah kenaikan kuat
Pound sterling menyentuh level tertinggi tujuh minggu di 1,2341 dolar pada Kamis (23/3/2023) dalam perdagangan yang fluktuatif setelah bank sentral Inggris menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen, tetapi mengatakan kebangkitan inflasi yang mengejutkan mungkin akan memudar dengan cepat, memicu spekulasi bahwa bank telah mengakhiri kenaikannya.
Saham perbankan telah terpukul bulan ini menyusul kegagalan mendadak dua pemberi pinjaman regional AS dan penjualan darurat bank Swiss Credit Suisse yang kesulitan terhadap saingannya UBS.
Dunia valas tampaknya menunjukkan serangan penghindaran risiko dengan proksi safe-haven, emas dan yen berkinerja baik dan sebagian besar mata uang lainnya melemah, menurut Christopher Wong, ahli strategi mata uang di OCBC.
Yen Jepang tetap menguat hanya 0,08 persen versus greenback di 130,73 per dolar.
"Perilaku yang lebih membingungkan mengingat fakta bahwa yen sedikit lebih kuat - Anda dapat berargumen bahwa itu hampir tidak berubah," kata Paresh Upadhyaya, direktur pendapatan tetap dan strategi mata uang di Amundi US. "Saya akan berpikir di lingkungan ini bahwa Anda akan melihat yen yang lebih kuat."
The Fed pada Rabu (22/3/2023) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, seperti yang diharapkan, tetapi mengambil sikap hati-hati terhadap prospek karena gejolak sektor perbankan bahkan ketika Ketua Fed Jerome Powell tetap membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menegaskan kembali pada Kamis (23/3/2023) bahwa dia siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk memastikan simpanan bank orang Amerika tetap aman, untuk meredakan ketegangan investor.
Pasar akan mengamati dengan cermat pembacaan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) minggu depan, yang akan dirilis 31 Maret, untuk indikasi bagaimana angka tersebut dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Fed mendatang, kata Trevisani.
"Jika Anda mendapatkan angka seperti yang diharapkan atau lebih lemah, saya pikir itu memberi alasan Fed untuk mundur, yang memang mereka lakukan," katanya.
Di pasar uang kripto, bitcoin terakhir turun 2,16 persen menjadi 27.732,00 dolar AS.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim