H Nasrun Syah dalam sambutannya mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Banjar terus berupaya mendukung sepenuhnya program pemerintah pusat dalam rangka mencapai swasembada padi jagung kedelai melalui program upsus (upaya khusus) pajale, untuk itu salah satu cara untuk meningkatkan produksi tersebut kita harus mengadopsi teknologi baik itu budidaya maupun teknologi mekanisasi, mengutip rilis Humas Pembkab Banjar diterima, Kamis.
Di era moderenisasi sekarang ini mekanisasi pertanian mutlak sangat di perlukan oleh petani.
"Alhamdulillah tahun 2015, kita telah mendapatkan alokasi alat mesin pertanian (alsintan) dari dana APBN berupa pompa air sebanyak 58 unit, hand traktor roda dua sebanyak 106 unit, rice transplanter sebanyak 5 unit, traktor roda empat sebanyak 4 unit, sedangkan dari dana APBD Kabupaten Banjar berupa hand traktor sebanyak 15 unit, pompa air sebanyak 4 unit," ungkapnya.
Nasrun Syah mengharapkan, pelaksanaan kegiatan tanam perdana dengan menggunakan teknologi baru yaitu mengunakan rice transplanter (alat tanam), yang merupakan bantuan Kementrian Pertanian RI.
"Mudah-mudahan dengan adanya teknologi mekanisasi terbaru ini di harapkan dapat memotivasi dan meningkatkan kinerja penyuluh pertanian untuk mengembangkan penyuluh pertanian yang professional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang produktif, efektif dan efesien," ujarnya.
Terkhusus juga kendala dan masalah seperti upah tanam yang mahal dan keterlambatan penanaman bisa kita atasi bersama.
Kemudian pada kesempatan tersebut H Nasrun Syah juga mencanangkan Desa Abumbun Jaya sebagai desa percontohan penerapan mekanisasi pertanian secara menyuluruh dari tahapan pengolahan tanah–penanaman- panen–sampai penggilingan.
Semuanya mengunakan mesin ( mekanisasi pertanian), yang sesuai dengan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan (BP3K/Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan) sebagai Posko Pelaksana Pembangunan Pertanian di Kabupaten Banjar yang berjumlah 4 unit.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar Dondit Bekti mengatakan, realisasi tanam padi tahun 2015 seluas 75.131 hektar di Kabupaten Banjar meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya seluas 73.588 hektar.
Tetapi untuk pencapaian produksi padi tahun 2015 masih kalah dibandingkan tahun 2014 yaitu untuk produksi padi tahun 2014 sebesar 263.941 ton sedangkan tahun 2015 hanya 261.259 ton.
Hal ini disebabkan berbagai macam faktor salah satunya yang paling utama adalah dampak perubahan iklim yaitu berupa kekeringan akibat el nino.
Ia juga menyampaikan, di tahun 2016 ini Pemerintah Pusat akan memberikan alokasi alsintan yakni, hand traktor bajak sebanyak 226 unit, rice transplanter (alat tanam) 27 unit, traktor roda 4 sebanyak 2 unit, pompa air sebanyak 71 unit, alat panen kecil sebanyak 20 unit, alat panen sedang sebanyak 6 unit dan power thresher sebanyak 161 unit.
"Mudah-mudahan alsintan ini akan secepatnya didatangkan ke Kabupaten Banjar," harapnya.
Dijelaskan Kabupaten Banjar merupakan salah satu lumbung pangan yang ada di Kalimantan Selatan. Hal ini tercermin dari karakteristik kondisi lahan yang sangat cocok untuk pengembangan komoditi pertanian. Lahan pertanian yang ada terdiri dari lahan irigasi ( 5,671 ha), tadah hujan (12,369 ha), rawa pasang surut (34,908 ha) dan rawa lebak (10,362 ha). Lebih dari 50 % luas lahan pertanian di Kabupaten Banjar adalah rawa pasang surut termasuk Kecamatan Sungai Tabuk.(sadi/f)