Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Ichrom Muftezar menyampaikan, Kota Banjarmasin sudah ke luar peringkat sepuluh besar kota tertinggi inflasi pada 2023 ini.
"Pada Oktober 2022 itu peringkat 6, pada Desember 2022 turun ke peringkat 9 dan pada Januari 2023 ini informasinya ada di peringkat 13," ujarnya pada saat gelar pasar murah di lapangan RTH Kamboja, Banjarmasin Tengah, Selasa.
Menurut Tezar, panggilan akrabnya, turunnya rangking tertinggi inflasi dari sebanyak 73 kota yang mengalami inflasi se-Indonesia tersebut dengan berbagai upaya yang dilakukan tim pengendalian inflasi Kota Banjarmasin.
"Salah satunya gelar pasar murah ini, adapula operasi pasar barang-barang yang mengalami inflasi, seperti beras dan telur," kata Tezar.
Seperti diketahui, kata dia, pemicu inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin sesuai data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel adalah komuditas beras lokal.
"Dulu sempat harga beras lokal itu Rp20 ribu per liternya, sekarang sudah turun sekitar Rp16 ribu atau Rp17 ribu perliter," kata dia, karena penjualan beras di Kota Banjarmasin kebanyakan sistem liter.
Dia pun menyampaikan, upaya menurunkan harga beras lokal atau beras Banjar ini dengan mendatangkan beras Pamanukan dari Subang, Jawa Barat.
"Karena jenis beras Pamanukan ini mirip beras Banjar," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina yang membuka secara resmi Pasar Murah yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin di RTH Kamboja, Selasa, menyampaikan apresiasi tinggi atas kegiatan penanggulangan inflasi daerah ini.
Apalagi, ucap dia, pada pasar murah ini menyiapkan sebanyak 2 ton beras.
Menurut dia, Pemkot Banjarmasin melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka inflasi, salah satunya dengan menggunakan stok pangan milik pemerintah yang ada disimpan di Bulog.
"Selain itu juga menggunakan anggaran dana tidak terduga (DTT) milik Pemkot Banjarmasin," ujarnya.