Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, membina delapan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olahan Karet (UPPB) di delapan kecamatan sebagai upaya peningkatan mutu karet lokal.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tabalong Aberani Aberar di Tanjung, Jumat, mengatakan pembinaan delapan UPPB itu berupa pemberian pelatihan atau bimbingan teknis terkait cara pengolahan bahan olahan karet yang berkualitas.
"Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar merupakan gabungan dari sejumlah kelompok tani di Kecamatan Jaro, Tanta, Tanjung, Haruai, Murung Pudak, Upau dan Muara Uya," jelas Aberar.
Tidak hanya memberikan pelatihan atau peningkatan keterampilan bagi petani karet yang tergabung di kelompok UPPB, pemerintah daerah juga mendukung permodalan serta penambahan peralatan pengolahan karet.
"Ini terkait dengan rencana pemerintah daerah mengubah pola produksi karet lokal yang biasanya berupa `lump mangkok` menjadi `sit angin` dengan harga jual yang lebih tinggi," katanya.
Menurutnya, saat ini harga karet lokal berupa "lump mangkok" terus anjlok akibat kualitas yang dihasilkan belum sesuai standar nasional.
"Dengan produksi karet olahan berupa `sit angin` tentunya harga jualnya lebih tinggi dibanding `lump mangkok` karena itu akan dicanangkan Gerakan Masyarakat Meningkatkan Mutu Karet (Gemas Mekar)," kata Aberar.
Pencanangan Gemas Mekar sendiri akan digelar di Desa Wayau Kecamatan Tanjung sekaligus uji coba pengolahan karet berupa "sit angin" oleh kelompok UPPB.
Delapan UPPB di Tabalong yang aktif masing-masing Teratai I Kecamatan Jaro, Jenaka Kecamatan Tanjung, Kayuh Baimbai Kecamatan Tanta, Karya Bersatu Kecamatan serta Yudistira dari Kecamatan Haruai, Bina Usaha Kecamatan Murung Pudak dan Usaha Bersama Kecamatan Upau.
Sebagai uji coba, rencananya lima UPPB akan mendapatkan bantuan peralatan "sit angin" setelah sebelumnya mengikuti studi banding di Muara Jambi untuk mengetahui teknik pengolahannya.
Gapoktan Tabalong Siap Hasilkan Bokar Berkualitas
Sabtu, 14 November 2015 8:13 WIB
Dengan produksi karet olahan berupa `sit angin` tentunya harga jualnya lebih tinggi dibanding `lump mangkok` karena itu akan dicanangkan Gerakan Masyarakat Meningkatkan Mutu Karet (Gemas Mekar)