"Jumlah penyandang buta aksara yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Banjar menurun drastis sejak tiga tahun terakhir," ujarnya di Kota Martapura, Rabu.
Ia menyebutkan, penyandang buta aksara tahun 2012 sebanyak 13.900 orang dan menurun pada tahun 2013 menjadi 13.500 orang kemudian 2014 hanya tersisa 4.800 orang.
Dijelaskan, penurunan penyandang buta aksara yang jumlahnya cukup drastis itu berkat program pendidikan yang dijalankan melalui alokasi dana yang cukup besar.
"Alokasi dana bidang pendidikan yang direalisasikan mencapai 34 persen atau lebih besar 14 persen dibanding alokasi yang ditetapkan pemerintah 20 persen," ujarnya.
Menurut dia, berbagai program sudah dilaksanakan sebagai upaya mengurangi jumlah penyandang buta aksara yang umumnya masih banyak terdapat di pedesaan.
"Program pendidikan di pelosok desa lebih ditingkatkan sehingga bisa mendorong masyarakat mengenal hurup yang akhirnya bisa membaca dan menulis," ucapnya.
Dikatakan, jumlah penyandang buta aksara di dominasi lanjut usia dengan rata-rata usia diatas 59 tahun sehingga cukup sulit dibimbing untuk mengenal hurup.
"Mereka yang buta aksara, usianya rata-rata diatas 59 tahun sehingga cukup sulit dibimbing mengenal hurup tetapi dinas dan instansi terkait terus berupaya membantu," ujarnya.
Ditambahkan, untuk usia produktif baik yang tinggal di wilayah perkotaan maupun pedesaan, seluruhnya sudah melek aksara termasuk menguasai teknologi informasi.
"Seluruh anggota masyarakat usia produktif sudah melek aksara dan diharapkan mereka juga membantu masyarakat lain kalangan lanjut usia, bisa membaca," katanya.