AKBP Nur Khamid sebut Banjarbaru tertinggi capaian vaksin berkat kekompakan forkopimda

Kapolres Banjarbaru AKBP Nur Khamid. (ANTARA/Firman)

Alhamdulilah pertanggal 8 Februari 2022, Banjarbaru peringkat pertama vaksinasi dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel baik untuk anak usia 6 sampai 11 tahun maupun 12 tahun ke atas atau masyarakat umum

Banjarbaru (ANTARA) - Kota Banjarbaru kini berhasil jadi yang tertinggi capaian vaksin COVID-19 di tingkat provinsi Kalimantan Selatan dan berada di atas angka rata-rata secara nasional.

"Alhamdulilah pertanggal 8 Februari 2022, Banjarbaru peringkat pertama vaksinasi dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel baik untuk anak usia 6 sampai 11 tahun maupun 12 tahun ke atas atau masyarakat umum," terang Kapolres Banjarbaru AKBP Nur Khamid, Rabu.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, untuk vaksinasi anak dengan sasaran 26.984 orang, dosis pertama Banjarbaru sudah mencapai 71,89 persen dan dosis kedua 1,28 persen.

Sedangkan untuk usia 12 tahun ke atas alias masyarakat umum dengan sasaran 195.115 jiwa, dosis pertama 84,42 persen dan dosis kedua 72,32 persen.

Sementara di tingkat provinsi Kalimantan Selatan, capaian vaksinasi masyarakat umum 78,27 persen dosis pertama dan 46,49 persen dosis kedua. Sedangkan secara nasional, vaksinasi di Indonesia sudah 81,75 persen dosis pertama dan 61,30 persen dosis kedua.

"Capaian lansia kita juga bagus di angka 64,53 persen dosis pertama dan 54,96 persen dosis kedua. Insya Allah dengan kerja keras dan kekompakan forkopimda akhir bulan Februari ini juga kita bisa capai 70 persen," ucap Khamid yang sebelumnya menjabat Kapolres Balangan.

Menurut alumni Akpol tahun 2000 itu, tercapainya vaksinasi sesuai target pemerintah berkat inovasi dan terobosan yang dilakukan selama ini. Di antaranya sistem jemput bola pelayanan vaksin dari rumah ke rumah hingga sistem razia atau pengecekan warga yang sudah divaksin atau belum ketika melintas di jalan raya.

Di tengah capaian vaksinasi yang bagus, Khamid mengingatkan masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan apalagi sudah menyebarkan varian Omicron yang memicu lonjakan kasus COVID-19.

"Prokes jangan sampai kendor, meski katanya Omicron tidak separah varian Delta namun tetap saja berbahaya jika yang terpapar kelompok rentan seperti lansia dan mereka yang belum divaksin," timpalnya.