Ketua Kelompok Dasawisma "Mawar" Desa Pihaung Kecamatan Haur Gading Maslina di Amuntai Rabu mengatakan toga berupa tanaman temulawak yang tengah dibudidayakan warga terancam kekeringan padahal jenis tanaman ini sudah menjadi bahan baku membuat industri rumah tangga.
"Akibat musim kemarau banyak toga jadi kering dan mengancam industri rumah tangga yang bahan bakunya dari toga," Ujar Masliana.
Masliana mengatakan budidaya toga berupa temulawak sudah diolah menjadi produk serbuk temulawak instan sebagai minuman kesehatan tradisonal.
Namun, kata Masliana akibat kemarau banyak tanaman temulawak yang mulai kekeringan dan terancam tidak bisa dipanen, padahal dari toga tersebut bahan baku mengolah produk serbuk temulawak instan.
Masliana juga menerangkan produk serbuk temulawak instan dari hasil toga itu juga menjadi produk andalan Masyarakat Desa Pihaung yang mewakili Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) pada Lomba Toga tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang akan dinilai 27 Juli nanti.
Ketua Tim Penggerak PKK HSU Anisah Rasyidah Wahid saat meninjau kesiapan Desa Pihaung memuji upaya budidaya toga berupa tanaman temulawak yang sudah dikembangkan masyarakat Desa Pihaung.
"Hasil budidaya toga sudah mampu melahirkan usaha industri rumah tangga yang menopang pendapatan keluarga," kata Anisah.
Menghadapi lomba toga tingkat provinsi Kalsel, Anisah berharap Camat Haur Gading dan aparat desa turu tangan membantu persiapan, termasuk mengatasi kendala kekeringan yangh tengah dihadapi warga desa yang mengancam budidaya toga.
Selain meninjau kesiapan lomba toga di Desa Pihaung, Ketua Tim Penggerak PKK bersama sejumlah pejabat instansi terkait juga meninjau Kesiapan Lomba Desa Percontohan di Desa Gelagah Kecamatan Sungai Tabukan dan Lomba Keluarahan Percontohan di Keluarahan Murung Sari.
"Sebelumnya tim dari provinsi melakukan pembinaan, jadi kita hanya melakukan pembenahan terhadap kekurangan yang direkomendasikan tim agar siap menghadapi penilaian pada 27 juli nanti," Kata Anisah.