London (ANTARA) - Indeks harga saham FTSE 100 di Bursa Efek London, pada Senin (2/8/2021) WIB ditutup menguat 0,70 persen atau 49,92 poin menjadi 7.081,72 poin, dipicu kenaikan harga saham pertambangan, di tengah maraknya aksi merger dan akusisi perusahaan yang mendorong saham berkapitalisasi menengah mencapai harga tertinggi.
Sejumlah saham pertambangan logam dasar seperti Anglo American, Rio Tinto, Antofagasta, BHP Group naik antara 1,08 persen hingga 3,84 persen.
Indeks saham berkapitalisasi menengah naik 1,1 persen ke rekor tertinggi yang dipimpin perusahaan pertanahan dan kedirgantaraan Meggitt dan penyedia layanan aset Sanne Group.
"Saham-saham di bursa Inggris dinilai murah dan aksi M&A tahun ini menunjukkan bahwa investor luar negeri cukup percaya diri untuk mendapatkan peluang setelah beberapa waktu sebelumnya tidak terlalu berminat masuk pasar saham,” kata Russ Mould, direktur investasi di AJ Bell, seperti dikutip dari Reuters.
Sepanjang tahun ini, indeks FTSE 100 telah naik 9,6 persen mengungguli sejumlah pasar saham Eropa lainnya yang saat ini terbebani kekhawatiran kenaikan inflasi dan melonjaknya kasus virus corona.
Baca juga: Saham Asia turun akibat ketakutan virus
Sementara itu, lembaga think tank National Institute of Economic and Social Research memperkirakan inflasi harga konsumen Inggris akan mencapai 3,9 persen pada awal tahun depan, hampir dua kali lipat dari target Bank of England, tetapi akan turun kembali ke 2 persen bank sentral itu menaikkan suku bunga.
Pada saham uggulan, Melrose Industries perusahaan berbasis di London mencatat kenaikan saham tertinggi (top gainers) yang melonjak 5,18 persen, disusus saham Rolls-Royce Holdings dan Anglo American masing-masing meningkat 3,78 persen dan 3,43 persen.
Sementara saham yang turun terbesar (top loser) dipimpin Smith & Nephew, sebuah perusahaan penerbitan dan pendidikan multinasional Inggris yang merest 4,88 persen dan saham Smith & Nephew, bisnis teknologi medis global turun 1,57 persen.
Baca juga: IHSG Senin Dibuka Naik Tipis 6,23 Poin