Kediri (ANTARA) - Pedagang pasar tradisional di Kota Kediri, Jawa Timur, memanfaatkan layanan pesan daring agar tetap bisa melayani kebutuhan pelanggan sehari-hari, sekaligus mendukung program PPKM dan mengurangi kerumunan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Saya buka layanan daring untuk menyiasati pemasukan agar tetap jalan. Karena jualan sayur, saya berusaha untuk bisa menjual semua sebelum sayurannya busuk," kata Anik, salah seorang pedagang sayur di Pasar Setono Betek, Kota Kediri, Jumat.
Ia mengakui jam untuk berjualan di pasar kini dibatasi hingga pukul 20.00 WIB. Padahal, biasanya dirinya bisa berjualan di atas jam tersebut karena pelanggan banyak membeli beragam kebutuhan.
Namun, dirinya tetap mematuhi aturan dari pemerintah, sehingga agar barang yang dijual cepat habis, maka membuka layanan daring. Dirinya membuat banner yang berisikan nama toko serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Dengan itu, pelanggan akan bisa menghubunginya sesuai dengan jam operasional di pasar.
Anik menerima pesanan untuk pelanggan Kota Kediri dan sekitarnya. Pesanan akan diantar oleh kurir khusus yang disiapkan. Untuk pembayaran biasanya dikirim lewat transfer.
Selain Anik, terdapat pedagang lain yang memanfaatkan layanan daring. Mereka memasang banner yang bertuliskan toko dan nomor telepon sehingga lebih cepat menghubungi.
Direktur PD Pasar M. Ihwan Yusuf mengakui saat ini sejumlah pedagang di Pasar Setono Betek dan Pasar Bandar, Kota Kediri, mulai memanfaatkan layanan daring untuk menjual produk/dagangan.
Ia mengakui cara ini adalah solusi yang terbaik mengingat saat ini masih pandemi COVID-19 dan diberlakukan PPKM. Dengan demikian pelanggan bisa tetap terpenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan belanja daring, sedangkan penjual tetap bisa beraktivitas jual beli seperti hari biasa.
"Kemajuan teknologi saat ini menjadi solusi bagi pedagang pasar, terutama pada lapak pakaian. Kami mendorong pedagang lain untuk mencoba berjualan daring," kata Ihwan.
Pemkot Kediri sebelumnya telah membuat layanan "Bi Imah" (Belanja Instan dari Rumah). Program ini memberi kemudahan para pedagang untuk memanfaatkan layanan daring.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sebelumnya mengungkapkan bahwa dengan layanan "Bi Imah" sebagai salah satu upaya untuk mencegah panic buying. Selain itu, warga Kota Kediri tidak perlu keluar rumah untuk berbelanja.