Marabahan (ANTARA) - Pemeritah Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan sejak, Senin (12/7), resmi memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM).
Di hari pertama PTM Bupati Batola Hj Noormiliyani AS, Wakil Bupati (Wabup) H Rahmadian Noor, dan Sekda H Zulkipli Yadi Noor berpencar melakukan pemantauan untuk melihat secara langsung kesiapan dan kemantapan sekolah dalam menyelenggarakan PTM sesuai dengan ketentuan dan persyaratan.
Bupati Batola Hj Noormiliyani melakukan pemantauan di Marabahan dengan beberapa sekolah yang menjadi sampel seperti SDN Ulu Benteng, SDN Marabahan 1 dan 2 serta SMPN 1 Marabahan.
Sementara Wabup Rahmadian Noor memantau kegiatan PTM di wilayah Kecamatan Alalak dengan sampel SDN Handil Bakti, SDN Semangat Dalam 2, SMPN 2 Alalak, dan SMPN 4 Alalak.
Sedangkan Sekdakab Batola H Zulkipli Yadi Noor memantau di wilayah Kecamatan Rantau Badauh dengan beberapa sekolah yang menjadi sampel seperti SDN Sungai Gampa Asahi, SDN Sungai Bamban, SMPN 1 Rantau Badauh dan SMPN 4 Rantau Badauh.
“Alhamdulillah dari pemantauan yang kami laksanakan di hari pertama ini kegitan PTM berjalan dengan baik serta sesuai panduan dan ketentuan yang dipersyaratkan,” papar Bupati Batola Hj Noormiliyani AS.
Noormiliyani menerangkan, diputuskan kegiatan PTM bagi Batola selain melihat perkembangan kasus Covid-19 yang masih berada pada zona aman juga dengan pertimbangan efektivitas pembelajaran bagi para peserta didik.
“Bagaimana pun juga pembelajaran secara daring tidak seefektif PTM. Kasihan anak-anak sudah setahun lebih tidak melakukan pembelajaran langsung yang membuat mereka kehilangan masa-masa sekolah, masa bermain, bersilaturahim dengan kawan-kawan serta guru selaku orangtua di sekolah,” paparnya.
Dia menyatakan, kegiatan PTM sendiri sudah dilaporkannya ke Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA.
Sementara itu, dari pemantauan yang dilaksanakan, para pelajar dan para guru tampak bahagia menyambut dilaksanakannya kegiatan PTM.
Ketika bupati bertanya apakah para siswa senang atas dilaksanakan kegiatan PTM mereka pun secara serentak menjawab senang.
Menanggapi itu, bupati pun minta kepada para siswa untuk menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan memakai masker, menjaga jarak, selalu mencuci tangan atau hand sanitizer dan usai pembelajaran langsung pulang.
Sementara kepada para guru bupati minta untuk terus mengawasi siswa serta memenuhi segala persyaratan dan ketentuan atas pelaksanaan PTM.
“Agar kegitan PTM ini bisa terus berlangsung, saya minta para dewan guru agar selalu memperhatikan segala ketentuan sesuai yang dipersyaratkan,” tukasnya.
Sebelumnya, Kadisdik Batola Sumarji menerangkan, tercatat 273 SD, 54 MI, 58 SMP dan 42 Tsanawiyah di Batola yang melaksanakan kegiatan PTM dimulai sejak Senin (12/7).
Namun dari sekian sekolah itu, tambahnya, terdapat satu sekolah yang menunda pelaksanaan yaitu SDN Antar Baru 1 Kecamatan Marabahan dengan pertimbangan grafik kasus Covid-19 di lingkungan sekitar.
Sumarji menyatakan, akan terus melakukan monitoring sampai akhirnya sekolah tersebut diberlakukan PTM sebagaimana sekolah lainnya.
Sumarji menambahkan, sebelum PTM diputuskan, semua tenaga pengajar juga diwajibkan mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Saat ini, sebut dia, sudah terdapat 90 persen guru yang sudah divaksin.
Sedangkan sisanya yang belum, jelas dia, lantaran ada sesuatu hal seperti adanya penyakit bawaan. Namun terhadap guru-guru yang belum bervaksin tidak diperkenankan melakukan pengajaran di sekolah serta mendekat kepada para siswa.
Terkait kegiatan pembelajaran, secara teknis Kadisdik Batola menerangkan, pihak sekolah memberlakukan secara bergiliran yaitu 3 hari per minggu, dengan kapasitas maksimal 50 persen.
“PTM ini merupakan upaya kami dalam mengakomodasi keinginan orang tua, terutama setelah pembelajaran di rumah tidak maksimal, terlebih setelah beberapa sekolah mencoba melakukan ujian akhir semester secara tatap muka, nilai yang didapati masih jauh dari harapan,” tandasnya.