Jakarta (ANTARA) - Setidaknya delapan pemain dari tim nasional sepak bola Venezuela telah dinyatakan positif COVID-19, sehari sebelum mereka memainkan pertandingan pembukaan Copa America melawan tuan rumah Brazil.
Menteri Kesehatan Brazil, Marcelo Queiroga, mengatakan pada konferensi pers, Sabtu, bahwa delapan pemain Venezuela dan empat pelatih dinyatakan positif pada Jumat, tak lama setelah tiba di Brazil.
"Mereka semua baik-baik saja. Mereka semua diisolasi di hotel mereka, bersama dengan orang-orang yang pernah kontak dengan mereka," katanya.
Konfederasi sepak bola Amerika Selatan (CONMEBOL) kemudian sedikit memperbarui data jumlah total yang terinfeksi, dengan mengatakan 13 anggota delegasi Venezuela telah dinyatakan positif, tanpa menyebutkan berapa banyak pemain.
Kapten timnas Venezuela Tomas Rincon mengungkapkan di Instagram bahwa dia adalah salah satu yang dinyatakan positif. "Saya sangat menyesal tidak bisa mewakili negara saya," tulisnya.
Virus yang menerjang timnas Venezuela itu adalah berita buruk terbaru untuk kejuaraan sepak bola Amerika Selatan yang kontroversial karena diselenggarakan di wilayah yang dilanda pandemi, yang dimulai Minggu ketika Brazil bermain melawan Venezuela di Brasilia.
Namun, wabah ini ternyata tidak bisa memaksa pembatalan pertandingan.
CONMEBOL mengatakan pada Jumat bahwa akan memungkinkan pergantian tim tanpa batas untuk pemain yang dikesampingkan karena hasil positif COVID-19 atau kontak dengan orang yang terinfeksi.
Venezuela mengatakan telah memanggil 15 pemain baru sebagai pengganti darurat.
Namun, infeksi menambah sakit kepala penyelenggara yang sudah menghadapi penarikan sponsor dan serangkaian kritik atas keputusan untuk melanjutkan turnamen meskipun ada pandemi.
Sementara itu, Pelatih Brazil Tite mengatakan dia menyesal bahwa juara dunia lima kali dan difavoritkan menjadi juara Copa tahun ini, harus menghadapi Venezuela yang melemah.
"Sayang sekali. Saya ingin ini menjadi pertandingan antara yang setara," katanya kepada wartawan sebelum latihan pra-turnamen terakhir Brazil.
Dia mengulangi apa yang dia sebut "kritik langsung" terhadap penyelenggara karena bersikeras turnamen berlangsung.
Osnei Okumoto, kepala departemen kesehatan kota Brasilia, mengatakan kepada CNN bahwa departemen kesehatan sedang melacak semua orang yang pernah kontak dengan orang yang terinfeksi dan akan menguji sampel positif untuk menentukan jenis virus corona yang mereka bawa.
Brazil sudah terpukul keras oleh varian virus lokal galur "Gamma", dan kini pemerintah negara hebat di sepak bola ini sedang mengamati wabah varian virus galur "Delta" yang muncul di India.
Dinas kesehatan Brazil telah melaporkan beberapa kasus infeksi virus impor, tetapi sejauh ini belum ada konfirmasi penularan lokal.
Copa America awalnya dijadwalkan berlangsung tahun 2020, tetapi turnamen sepak bola internasional tertua di dunia itu ditunda 12 bulan oleh pandemi.
Turnamen nyaris dibatalkan lagi setelah kehilangan tuan rumah "asli" yakni Argentina dan Kolombia. Argentina batal sebagai tuan rumah pada menit terakhir karena lonjakan COVID-19 di negara ini, sedangkan Kolombia batal karena adanya protes keras anti-pemerintah di sana.
Copa secara kontroversial diselamatkan ketika Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro memberikan restunya bagi Brazil untuk bertindak sebagai tuan rumah.
Pertandingan akan diadakan di stadion kosong, di Rio de Janeiro, termasuk final 10 Juli.
Ahli epidemiologi memperingatkan penyelenggaraan Copa dapat memperburuk wabah COVID-19 yang telah merenggut hampir 485.000 nyawa di Brazil, kedua setelah Amerika Serikat.
Beberapa sponsor Copa America seperti Mastercard, raksasa bir Ambev dan perusahaan minuman beralkohol Diageo, mengatakan minggu ini mereka menarik merek mereka menjadi sponsor turnamen.
Selain itu, ada rencana untuk protes di Brasilia pada hari pembukaan.
Banyak pemain dan pelatih mengkritik penyelenggaraan Copa ini, termasuk Luis Suarez dari Uruguay, Sergio Aguero dari Argentina dan seluruh tim nasional Brazil.
Dua partai oposisi dan serikat pekerja mengajukan tuntutan hukum untuk memblokir turnamen dengan alasan kesehatan. Tetapi Mahkamah Agung Brazil pada hari Kamis memutuskan bahwa Copa dapat dilanjutkan, meskipun memerintahkan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ke-10 tim peserta akan menjalani tes wajib COVID-19 setiap 48 jam. Pergerakan mereka akan dibatasi, dan mereka akan melakukan perjalanan antara empat kota tuan rumah dengan penerbangan carteran.
Namun, kementerian kesehatan Brazil mundur dari rencana untuk mewajibkan semua pemain, pelatih, dan staf divaksinasi terhadap COVID-19, dengan mengatakan tidak cukup waktu.
Masyarakat Brazil yang gila sepak bola pun bersikap ambivalen tentang kesediaan Brazil sebagai tuan rumah..
"Kami hidup dalam paradoks. Kami ingin merasakan Copa America, tetapi juga ingin melindungi kehidupan masyarakat," kata pegawai negeri sipil berusia 29 tahun Murilo Monteiro kepada AFP di Brasilia.