Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Selatan Sriyono di Banjarmasin, Selasa mengatakan, hingga akhir 2009 potensi lahan pertanian yang telah beralihfungsi sebesar 4000 hektare.
Jumlah tersebut, kata dia, mengalami peningkatan luar biasa dibanding sebelumnya yang hanya sekitar 900 hektare.
"Pada 2006 total alihfungsi lahan hanya 900 hektare saja dan pada 2009 menjadi 4.000 hektare berarti dalam waktu dua tahun laju alihfungsi 3.000 hektare lebih," katanya.
Bila kondisi tersebut dibiarkan terus berlangsung, kata dia, dikhawatirkan mengancam produksi pangan Kalsel karena sebagian lahan pertanian menjadi kawasan perumahan, perkebunan dan lainnya.
Upaya menahan laju alihfungsi tersebut, kata dia, pihaknya mendorong pemerintah segera mengefektifkan peraturan alihfungsi lahan yang telah ditetapkan.
Dengan peraturan tersebut, kata dia, akan diatur lokasi yang disiapkan untuk lahan pertanian berkelanjutan sehingga alihfungsi lahan tidak bisa dilakukan semudah saat ini.
Selain itu, tambah Sriyono, mengimbangi laju pertumbuhan alihfungsi tersebut pihaknya juga akan melakukan usaha mencetak lahan pertanian baru.
"Namun upaya tersebut tidak bisa dilakukan maksimal karena lahan pertanian Kalsel juga sudah tidak banyak," katanya.
Dengan demikian, kata dia, upaya yang paling mungkin dilakukan adalah memaksimalkan produksi tanam dari sebelumnya satu kali panen menjadi dua kali penen dalam satu tahun.
Pada 2011 hingga lima tahun kedepan, kata dia, diprogramkan untuk mengoptimalkan panen dari satu kali panen menjadi dua kali panen dalam satu tahun seluas 150 ribu hektare.
"Lahan 150 hektare tersebut dikembangkan karena infrastruktur jalan dan irigasi sudah ada, begitu juga dengan petaninya sudah siap," katanya.(B/A)