Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya DPRD Kalimantan Selatan Muharram meminta pemerintah agar lebih intensif menginformasikan cara penanggulangan atau pemberantasan hama dan penyakit tanaman padi.
"Informasi cara penanggulangan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman padi itu harus lebih ditingkatkan dan berkelanjutan, agar petani betul-betul mengetahui atau memahami," katanya di Banjarmasin, Jumat.
Karena, menurut dia, informasi masih sangat terbatas mengenai penanggulangan hama dan penyakit tanaman padi kepada petani di Kalimantan Selatan yang juga sebagai penyangga ketahanan pangan nasional selama ini.
Oleh karena itu, wajar kalau dalam penanggulangan hama dan penyakit tersebut petani menggunakan cara sederhana, seperti membakar tanaman padi tersebut guna memutus mata rantai penyebarannya.
Padahal, menurut Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kalsel itu, pembasmian hama dan penyakit tanaman padi tersebut masih bisa menggunakan obat-obatan.
"Namun karena petanu sulit mendapatkan obat-obatan tersebut, sehingga ada petani yang mengambil jalan pintas dalam penanggulangan hama dan penyakit tanaman padi mereka, seperti melakukan pembakaran," lanjutnya.
Ia mengungkapkan, pertanian di Kalsel belakangan terancam hama dan penyakit yang bisa mempengaruhi tingkat produksi padi di provinsi yang terdiri dari 13 kabupaten/kota tersebut.
"Hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi di Kalsel yang terpantau belakangan ini serta mempengaruhi produksi padi, yaitu berupa tungro, blast dan penggerek batang," katanya.
"Hama lain juga ada, seperti tikus dan burung. Tapi serangan binatang tersebut tak separah serangan tungro, blast dan penggerek batang padi," lanjut politisi itu yang juga seorang petani.
Ia menambahkan, serangan hama dan penyakit tersebut belakangan ini berkisar antara lima sampai sepuluh persen dari luasan lahan pertanian di provinsi yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa dan mayoritas petani.
Wakil rakyat yang juga petani di Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalsel itu berharap pula, agar pemerintah membantu dalam penyediaan obat-obatan pembasmi hama dan penyakit tanaman tersebut.
"Obat-obatan untuk membasmi hama dan penyakit tanaman seperti tungro, blast dan penggerek batang itu memang ada, tapi jumlah terbatas. Kalau memungkinkan selain jumlah yang banyak, juga merata sampai ke petani," ujarnya.
"Alangkah baiknya pula, kalau obat-obatan tersebut gratis atau minimal mendapatkan subsidi dari pemerintah, sehingga harga terjangkau, terutama bagi petani yang penghasilannya pas-pasan," demikian Muharram.