Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan melaporkan, tingkat penghunian kamar atau okupansi hotel kelas bintang di provinsi tersebut selama April 2014 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada April 2014 tingkat penghunian kamar (TPK) hotel kelas bintang di Provinsi Kalimantan Selatan tercatat 45,86 persen atau naik 1,13 poin dibandingkan bulan sebelumnya, ungkap Kepala BPS Kalsel Dyan Pramono Effendi di Banjarmasin, Senin.
Dibandingkan April 2013 yang ketika itu mencapai 50,01 persen, TPK hotel kelas bintang di provinsi tertua di Pulau Kalimantan itu juga turun 4,15 persen.
Keadaan serupa terhadap TPK akomodasi lain (non bintang) di Kalsel pada April 2014 tercatat 36,01 persen atau turun 1,41 poin dibandingkan Maret 2014 yang mencapai 37,42 persen.
Begitu pula dibandingkan April 2013, TPK hotel non bitang tersebut juga mengalami penurunan 4,28 poin, ungkapnya dalam jumpa pers di Kantor BPS Kalsel, Jalan KS Tubun (Pekauman) Banjarmasin.
Sedangkan rata-rata lama menginap (RTLM) tamu asing dan dalam negeri (domestik) pada hotel kelas bintang di Kalsel April 2014 tercatat 1,67 malam atau naik 0,05 malam dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,62 malam.
Namun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (April 2013) yang mencapai 1,81 malam, maka Arpil 2014 terjadi penurunan selama 0,14 malam.
Kemudian RTLM tamu asing dan domestik pada akomodasi lain di Kalsel April 2014 tercatat 1,54 malam atau naik 0,05 malam dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu dibandingkan dengan April 2013 yang ketika itu RTLM pada akomodasi lain di Kalsel bagi tamu asing dan domestik mencapai 1,50 malam, maka April 2014 mengalami peningkatan 0,04 malam.
Ia memperkirakan, menurunnya TPK hotel kelas bintang dan non bintang di Kalsel pada April 2014 seiring berakhirnya masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) legislatif.
"Dengan berakhirnya masa kampanye tersebut, tamu dari luar daerah di Kalsel juga berkurang. Karena mereka, terutama para calon anggota legislatif pada April 2014 lebih konsentrasi memantau hasil pencoblosan," demikian Pramono Effendi.