Jakarta (ANTARA) - Setelah lebih empat minggu pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, tentunya semua sektor harus segera beradaptasi.
Itu agar segala sesuatunya tetap berjalan, namun dari sisi kesehatan aman, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Sektor usaha termasuk salah satu yang harus dapat mengubah tata cara menjalankan bisnis. Bagi sektor yang diperbolehkan untuk beroperasi selama PSBB memang tidak menjadi masalah, namun di luar itu tentunya harus ada kiat-kiat agar tetap hidup hingga wabah corona mereda.
Sektor perumahan termasuk salah satu yang beradaptasi di tengah pandemi. Bahkan meminjam istilah pemerintah yang ingin kembali normal ramai-ramai perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan perumahan mendukung gerakan "The New Normal".
Konsep “The New Normal” atau tata kehidupan baru menjadi tantangan bagi seluruh pelaku usaha sektor ekonomi untuk segera beradaptasi khususnya bagi industri properti di Tanah Air.
Gerakan yang didukung pengembang perumahan termasuk Bank BTN berupaya membuka diri, bersinergi dan berkolaborasi membuat strategi agar tetap bertahan dalam menjalankan bisnis di tengah wabah.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida menyampaikan sejumlah usulan kepada pemerintah agar pengembang perumahan dapat beradaptasi di tengah pandemi.
Untuk mewujudkan "The New Normal" harus ada kebijakan "win-win solution" seperti di sektor perpajakan. Di saat seperti ini banyak sektor usaha terkendala untuk memasarkan produknya di sini pemerintah dapat berperan dengan memberikan fasilitas keringanan.
Totok mengatakan pengembang perumahan dapat diberikan keringanan dan penghapusan pajak PPh 21 serta restrukturisasi kredit bagi pengembang yang mendapatkan fasilitas kredit.
Perbankan pun dapat memberikan keringanan suku bunga kredit konstruksi bagi pengembang yang membangun perumahan subsidi atau perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah yang selama ini menjadi sasaran.
Totok mengatakan agar bisnis tetap dapat berjalan penyaluran kredit seharusnya tetap seperti biasa. Perbankan harus memiliki mekanisme akad kredit secara virtual yang diberlakukan selama PSBB belum berakhir.
Relaksasi
Senada dengan REI, Ketua Himperra Harry Endang Kawidjaja meminta relaksasi agar anggotanya dapat terus membangun rumah untuk rakyat. Hal yang utama adalah sinergi dari perbankan dan pengembang.
Menurut dia, asosiasi pengembang perumahan dapat bersatu melobi pemerintah membuat skema pembiayaan khusus pandemi. "Bagaimana ke depan kita terus dapat membangun rumah untuk mendukung program pemerintah," katanya.
Pengamat properti dari Indonesia Property Watch, Ali Tranghada pun memberikan dukungan terhadap pengembang dan Bank BTN untuk membuka diri bersama untuk terus maju di tengah pandemi COVID-19.
Selama ini pandemi sudah menjadi masalah bangsa. Namun sebagai pelaku usaha tidak dapat berdiam diri.
"The New Normal" harus menjadi gerakan agar kegiatan bisnis tetap berjalan di tengah pandemi. Sudah saatnya bersama untuk menyelesaikan masalah dan tetap "survive".
Untuk itu pengembang perlu menata ulang anggaran keuangannya. Antara lain melakukan efisiensi perusahaan, menjaga arus kas (cash flow), dana cadangan dan jika diperlukan meminta kebijakan restrukturisasi kepada perbankan.
Sambut baik
Terkait dukungan pengembang perumahan untuk mewujudkan "The New Normal" Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN), Pahala N Mansury menyambut baik semangat pengembang perumahan serta menyatakan kesiapannya untuk memberikan dukungan penuh.
Pahala mengatakan untuk membuka diri bersinergi dan berkolaborasi dengan mitra kerja para pengembang khususnya, membuat strategi agar tetap survive dalam menjalankan bisnis properti di tengah pandemi COVID-19.
Bahkan dalam acara webinar bertema “Strategi Bisnis Properti Menghadapi COVID-19”, Pahala menyatakan dukungannya menjadi mitra pemerintah maupun pengembang dalam upaya mendorong kebangkitan bisnis properti.
Menurut dia, gerakan "The New Normal" akan menjadi momentum kebangkitan industri properti.
Bank BTN selama ini menjadi pendamping setia para pelaku bisnis properti terutama para pengembang yang membangun rumah khususnya untuk masyarakat berpendapatan rendah (MBR).
Di tengah pandemi berlangsung, perseroan juga menunjukkan komitmen sebagai bank yang terbesar dalam menyalurkan KPR Subsidi maupun Non Subsidi. Tercatat hingga April 2020 penyaluran KPR Subsisi Bank BTN telah menembus 105 persen dari target atau telah terealisasi sebanyak 26.836 unit.
Pencapaian tersebut merupakan realisasi 99 persen atau sebesar Rp3,57 triliun dari dana subsidi pemerintah yang disalurkan melalui Bank BTN.
Bahkan mulai Mei 2020 Bank BTN sudah siap menyalurkan subsidi selisih bunga dengan target 146.000 unit diharapkan dapat terserap semua di tahun 2020.
BTN pada masa pandemi COVID-19 telah membantu bisnis properti Tanah Air agar tetap terus berjalan dengan dukungan antara lain adanya tambahan likuiditas untuk penyerapan kuota subsidi selisih bunga.
BTN juga melakukan perbaikan proses kredit terutama untuk calon debitur ASN, TNI, Polri, BUMN kolektif maupun payroll menyesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini.
BTN juga telah memberikan relaksasi penyerapan KPR subsidi untuk menjaga pertumbuhan sektor perumahan seperti diminta kalangan pengembang.
Saat ini perbaikan terus dilakukan agar sektor perumahan tetap berjalan sesuai dengan target pemerintah meskipun tengah menghadapi wabah.
Banyak cara agar produk-produk perumahan yang dipasarkan pengembang lebih mudah terjual. Mengingat sektor perumahan termasuk subsidi, pasarnya tidak pernah surut. Salah satunya dengan mengembangkan layanan pemasaran berbasis digital
BTN memiliki portal "Rumah Online" untuk memudahkan pembeli rumah mencari hunian yang diinginkan, sekaligus mendapatkan fasilitas KPR, semuanya dapat dilaksanakan secara daring (online) dan penggunaannya sangat mudah.
Dengan fasilitas daring dalam pemilikan rumah diharapkan masyarakat yang tengah mencari rumah akan dimudahkan. Tanpa harus keluar rumah cukup melihat fisik bangunan melalui internet, sudah dapat melakukan transaksi penjualan juga juga dilakukan secara daring.
Menurut Pahala, "The New Normal" harus dijawab dengan sinergi dan kolaborasi untuk terus membangun rumah.
Kerja sama antara bank dan pengembang perumahan adalah kunci utama untuk mendorong sektor properti di Indonesia bangkit.
Wabah pandemi seharusnya menjadi momentum untuk mendorong percepatan membangun rumah sebagai dukungan atas program sejuta rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo sejak 2015.